Tuban, Jawa Timur (ANTARA) - Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika memberikan apresiasi atas langkah kongkret Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengalokasikan dana pribadi Rp36 miliar di bank garansi untuk anggaran Biaya Tambahan (ABT) yang diajukan ke Kementerian Keuangan.

Kebijakan ini guna mempercepat realisasi penyediaan benih padi dan jagung bagi petani untuk masa tanam Oktober 2023 - Maret 2024 yang mulai berjalan di bulan November dan Desember 2023 ini.

"Kebijakan Menteri Pertanian, kami Ombudsman mendukung penuh, beliau menyiapkan dana pribadi Rp36 miliar, agar di masa tanam November dan Desember 2023 ini tersedia benih padi dan jagung," kata Yeka pada acara Panen dan Tanam di Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis.

Sebelumnya, Komisi IV DPR RI menyetujui usulan ABT Kementan tahun 2023 sebesar Rp5,83 triliun untuk mempercepat produksi jagung dan padi di tahun 2023-2024.

"Kepastian anggaran kan ditunggu para penyedia benih agar bisa menyediakan stok benih. Sehingga, adanya dana di bank garansi itu bisa membackup merealisasikan bantuan benih. Tentunya setelah realisasi ABT, dana pribadi di bank garansi itu digantikan," ujar Yeka.

"Kami berharap, para penyedia benih benar-benar atau tidak main-main dalam menyediakan benih. Jangan sampai padi dan jagung yang diperuntukan konsumsi dijadikan benih. Kami akan melakukan pengawasan ketat ke para penyedia. Karena program Kementerian Pertanian yang bagus ini harus kitadukungt penuh, jangan sampai disalahgunakan oleh oknum," ujar Yeka.

Sementara itu, Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan tambahan anggaran itu dalam rangka upaya peningkatan produksi padi dan jagung melalui penyediaan benih, alsintan, pupuk, dan pestisida, optimalisasi lahan rawa insentif bagi petugas lapangan, serta bimbingan teknis.

Usulan ABT tersebut sudah lebih dahulu disampaikan kepada Kementerian Keuangan melalui Surat Menteri Pertanian Nomor B-241/RC.110/M/11/2023 pada tanggal 6 November 2023.

"Kami fokus sekarang turun ke daerah mempercepat panen dan tanam agar terjadi peningkatan produksi padi dan jagung. Tahun 2024 kita targetkan produksi naik, 2025 kita tekan impor, tahun 2026 kita swasembada kembali dan tahun 2028 kita bisa wujudkan lumbung pangan dunia," tuturnya.

"Untuk mempercepat tanam, kami siapkan benih, pupuk, alat mesin pertanian dan pendampingan. Apa yang terbaik untuk petani itu yang kami serahkan," ucap Amran.

Baca juga: Kementan dan alumni IPB perkuat ketahanan pangan melalui benih unggul
Baca juga: Kejar produksi 35 juta ton beras 2024, Kementan bangun sistem benih