Bapanas optimalkan millet sebagai sumber alternatif pangan
23 November 2023 15:30 WIB
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi pada saat melakukan panen padi di Dem Area yang berlokasi di lahan PT SHS Sukamandi, Subang. ANTARA/HO-NFA/Bapanas.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) tengah mengoptimalkan konsumsi serealia berbiji kecil bernama millet sebagai sumber karbohidrat yang dapat menjadi pangan fungsional alternatif potensial.
“Millet memiliki kontribusi yang besar untuk solusi menghadapi krisis pangan sebagai sumber pangan sehat yang terjangkau serta dapat dibudidayakan di iklim yang kurang baik dan lahan kering dengan input pertanian yang minimal,” kata Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto di Jakarta, Kamis.
Deputi Andriko menuturkan optimalisasi konsumsi millet merupakan upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dengan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis potensi dan kearifan lokal.
Bapanas sebagai lembaga pemerintah yang menangani tugas pemerintahan di bidang pangan memegang peranan penting dalam upaya mencapai ketahanan pangan.
Salah satu kebijakan yang dibuat dalam menjamin ketahanan pangan adalah dengan mendorong penganekaragaman pangan berbasis pangan lokal, termasuk millet.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal menyampaikan berbagai kebijakan dan strategi yang telah dilakukan pemerintah Indonesia melalui Badan Pangan Nasional dalam memperkenalkan dan mendorong masyarakat mengonsumsi millet sebagai pangan alternatif sumber karbohidrat.
“Selain regulasi tentang penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal, NFA juga terus gencar melakukan promosi, edukasi, sosialisasi dan kampanye serta mendorong dan membina industri pangan untuk menggunakan millet sebagai bahan baku produk,” ucapnya.
Rinna menambahkan, jenis millet yang terdapat di Indonesia yaitu foxtail millet di Jawa, Sulawesi, dan Maluku (hotong), barnyard millet di Sumbawa dan Sulawesi, finger millet di Sumatera dan Jawa, proso millet di Flores, dan Sorghum ditemukan di Nusa Tenggara.
Senada, Food and Agriculture Organization of the United Nations Representative for Indonesia and Timor Leste Rajendra Aryal menuturkan bahwa saat ini semua negara perlu menjaga ketersediaan pangannya dan millet memiliki peran penting dalam diversifikasi tanaman pangan.
“Selama ini kita sudah melupakan millet dan menggantikannya dengan nasi. Saya kira ini waktu nya kita kembali mempromosikan millet sebagai tanaman dan pangan alternatif dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada NFA yang telah mengambil peran dalam mempromosikan millet di Indonesia,” ungkapnya.
Rajendra mengakui jika FAO sangat mendukung permohonan India untuk menetapkan tahun 2023 sebagai International Year of Millets yang akhirnya telah disetujui oleh UN General Assembly.
“Tahun 2023 hampir berakhir tetapi ini adalah awal permulaan untuk mempromosikan millet sebagai pangan alternatif,” tuturnya.
Baca juga: Bapanas perkuat tata kelola guna percepat penyaluran bantuan beras
Baca juga: NFA menyiapkan bantuan beras tambahan untuk akhir 2023 dan awal 2024
“Millet memiliki kontribusi yang besar untuk solusi menghadapi krisis pangan sebagai sumber pangan sehat yang terjangkau serta dapat dibudidayakan di iklim yang kurang baik dan lahan kering dengan input pertanian yang minimal,” kata Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA Andriko Noto Susanto di Jakarta, Kamis.
Deputi Andriko menuturkan optimalisasi konsumsi millet merupakan upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dengan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis potensi dan kearifan lokal.
Bapanas sebagai lembaga pemerintah yang menangani tugas pemerintahan di bidang pangan memegang peranan penting dalam upaya mencapai ketahanan pangan.
Salah satu kebijakan yang dibuat dalam menjamin ketahanan pangan adalah dengan mendorong penganekaragaman pangan berbasis pangan lokal, termasuk millet.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal menyampaikan berbagai kebijakan dan strategi yang telah dilakukan pemerintah Indonesia melalui Badan Pangan Nasional dalam memperkenalkan dan mendorong masyarakat mengonsumsi millet sebagai pangan alternatif sumber karbohidrat.
“Selain regulasi tentang penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal, NFA juga terus gencar melakukan promosi, edukasi, sosialisasi dan kampanye serta mendorong dan membina industri pangan untuk menggunakan millet sebagai bahan baku produk,” ucapnya.
Rinna menambahkan, jenis millet yang terdapat di Indonesia yaitu foxtail millet di Jawa, Sulawesi, dan Maluku (hotong), barnyard millet di Sumbawa dan Sulawesi, finger millet di Sumatera dan Jawa, proso millet di Flores, dan Sorghum ditemukan di Nusa Tenggara.
Senada, Food and Agriculture Organization of the United Nations Representative for Indonesia and Timor Leste Rajendra Aryal menuturkan bahwa saat ini semua negara perlu menjaga ketersediaan pangannya dan millet memiliki peran penting dalam diversifikasi tanaman pangan.
“Selama ini kita sudah melupakan millet dan menggantikannya dengan nasi. Saya kira ini waktu nya kita kembali mempromosikan millet sebagai tanaman dan pangan alternatif dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada NFA yang telah mengambil peran dalam mempromosikan millet di Indonesia,” ungkapnya.
Rajendra mengakui jika FAO sangat mendukung permohonan India untuk menetapkan tahun 2023 sebagai International Year of Millets yang akhirnya telah disetujui oleh UN General Assembly.
“Tahun 2023 hampir berakhir tetapi ini adalah awal permulaan untuk mempromosikan millet sebagai pangan alternatif,” tuturnya.
Baca juga: Bapanas perkuat tata kelola guna percepat penyaluran bantuan beras
Baca juga: NFA menyiapkan bantuan beras tambahan untuk akhir 2023 dan awal 2024
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: