Perbanas: RI tetap perlu optimistis di tengah perlambatan global
23 November 2023 13:58 WIB
Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartiko Wirjoatmodjo dalam acara G20 terkait Digital Payment Innovation of Banking di Jakarta, Senin (14/2/2022). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah)
Bandung (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa Indonesia tetap perlu optimistis di tengah perlambatan ekonomi global.
“Kita harus tetap optimistis karena di tengah isu perlambatan ekonomi global, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya,” kata Tiko saat media gathering di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Perekonomian global tahun ini kerap mengalami gejolak akibat berbagai faktor, seperti tensi geopolitik, pengetatan kebijakan moneter sebagai respons terhadap inflasi, hingga penyaluran kredit yang juga diperketat.
Baca juga: Menkeu: APBN 2024 untuk jaga pertumbuhan dan stabilisasi ekonomi
Akibat dari dinamika ekonomi dan geopolitik global, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3 persen pada 2023, sementara Bank Dunia menetapkan proyeksi pada angka 2,1 persen.
Meski dengan gejolak dalam lanskap global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 tercatat mencapai 5,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), yang ditopang oleh pemulihan sektor manufaktur serta stabilitas kinerja sektor pertanian dan perbankan.
Sektor pertanian, sebagai salah satu leading sector Indonesia, mencatatkan pertumbuhan positif tiap tahun, dengan capaian pada 2022 sebesar 2,25 persen.
Menurut Tiko, resiliensi sektor pertanian menunjukkan kekuatan sektor tersebut dalam menopang perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu, negara perlu mendorong kinerja sektor ini melalui hilirisasi industri untuk menciptakan nilai tambah (value added) dan juga value-added capture yang dapat meningkatkan nilai hasil tani dan perekonomian Indonesia secara umum.
Baca juga: Kadin optimistis perekonomian Indonesia masih bertumbuh tahun depan
Di sisi lain, pertumbuhan sektor perbankan juga menunjukkan kinerja yang baik pada periode tersebut.
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga pada level 27,6 persen. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) brute turun ke level 2,3 persen dan pertumbuhan kredit mencapai 7,76 persen yoy.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan kredit perbankan akan tetap tumbuh positif pada tahun 2024 sekitar 8 persen hingga 11 persen.
“Di tengah kondisi yang tidak pasti, baik di dalam negeri maupun global, penting untuk memahami bagaimana kondisi dinamika perekonomian global dan domestik sehingga kita dapat memaksimalkan peluang di tengah perlambatan global,” ujar Tiko.
“Kita harus tetap optimistis karena di tengah isu perlambatan ekonomi global, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya,” kata Tiko saat media gathering di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Perekonomian global tahun ini kerap mengalami gejolak akibat berbagai faktor, seperti tensi geopolitik, pengetatan kebijakan moneter sebagai respons terhadap inflasi, hingga penyaluran kredit yang juga diperketat.
Baca juga: Menkeu: APBN 2024 untuk jaga pertumbuhan dan stabilisasi ekonomi
Akibat dari dinamika ekonomi dan geopolitik global, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3 persen pada 2023, sementara Bank Dunia menetapkan proyeksi pada angka 2,1 persen.
Meski dengan gejolak dalam lanskap global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 tercatat mencapai 5,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), yang ditopang oleh pemulihan sektor manufaktur serta stabilitas kinerja sektor pertanian dan perbankan.
Sektor pertanian, sebagai salah satu leading sector Indonesia, mencatatkan pertumbuhan positif tiap tahun, dengan capaian pada 2022 sebesar 2,25 persen.
Menurut Tiko, resiliensi sektor pertanian menunjukkan kekuatan sektor tersebut dalam menopang perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu, negara perlu mendorong kinerja sektor ini melalui hilirisasi industri untuk menciptakan nilai tambah (value added) dan juga value-added capture yang dapat meningkatkan nilai hasil tani dan perekonomian Indonesia secara umum.
Baca juga: Kadin optimistis perekonomian Indonesia masih bertumbuh tahun depan
Di sisi lain, pertumbuhan sektor perbankan juga menunjukkan kinerja yang baik pada periode tersebut.
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga pada level 27,6 persen. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) brute turun ke level 2,3 persen dan pertumbuhan kredit mencapai 7,76 persen yoy.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan kredit perbankan akan tetap tumbuh positif pada tahun 2024 sekitar 8 persen hingga 11 persen.
“Di tengah kondisi yang tidak pasti, baik di dalam negeri maupun global, penting untuk memahami bagaimana kondisi dinamika perekonomian global dan domestik sehingga kita dapat memaksimalkan peluang di tengah perlambatan global,” ujar Tiko.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: