Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah melemah pada Jumat pagi menyusul keluarnya data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang mendorong dolar AS menguat terhadap mata uang lain.
Rupiah di pasar antarbank melemah 25 poin pada posisi 9.960 per dolar AS dari posisi sebelumnya 9.935 per dolar AS.
Dolar AS kembali menguat terhadap nilai tukar rupiah seiring membaiknya data-data tenaga kerja AS yang menunjukkan adanya perbaikan ekonomi negara itu, kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada.
Ia mengatakan kondisi itu semakin menguatkan alasan The Fed untuk mulai mengurangi stimulus keuangannya sehingga investasi asing di negara-negara berkembang termasuk Indonesia diperkirakan akan turun.
Selain itu, lanjut dia, tekanan terhadap rupiah juga terjadi setelah mata uang euro melemah. Kemudian, masih besarnya nilai investasi asing yang keluar dari bursa saham domestik menambah sentimen buruk bagi nilai tukar rupiah.
"Sentimen negatif di pasar uang domestik yang ada saat ini cukup kuat sehingga rupiah cenderung tertekan," katanya.
Meski demikian, kata Reza, nilai tukar rupiah berfluktuasi dalam kisaran tipis seiring komitmen Bank Indonesia (BI) dalam menjaga rupiah.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terkendali seiring intervensi Bank Indonesia untuk menjaga rupiah dari tekanan.
"Secara teknikal pergerakan nilai tukar domestik terhadap dolar AS juga masih terjaga," katanya.
Data AS dorong dolar menguat, rupiah dalam tekanan
5 Juli 2013 10:54 WIB
Ilustrasi: Petugas teller menghitung uang pecahan 100 dolar AS di Bank BNI, Jakarta. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: