Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut Garda Transfumi (Transformasi Formal Usaha Mikro) yang dibentuk kementerian berperan penting menciptakan lapangan kerja baru berkualitas di Tanah Air.

"Garda Transfumi harus berperan aktif membantu menciptakan wirausaha atau 'entrepreneur' yang mengagregasi usaha-usaha agar mereka naik kelas, bukan justru menciptakan pegawai. Karena kalau mereka berusaha sendiri-sendiri akan sangat berat," ujar Teten dalam acara Transfumi Nationwide Conference bertajuk "Bela Negeri Tunjukkan Bakti" di Kompleks Monumen Jogja Kembali, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu malam.

Baca juga: Menkop UKM: 2,7 juta UMKM sudah miliki NIB

Garda Transfumi, kata Teten, bertugas membantu menjalankan strategi pemerintah mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dengan menciptakan lapangan kerja baru menggantikan 97 persen lapangan pekerjaan yang saat ini masih didominasi sektor informal.

"Sulit jika pendapatan per kapita Indonesia yang saat ini masih sekitar 4.500 dolar Amerika Serikat (AS) per kapita untuk ditingkatkan menjadi 13.000 dolar AS per kapita dalam 20 tahun ke depan, jika kita tidak mengubah struktur ekonomi dan kualitas lapangan kerja saat ini," ucap dia.

Teten berharap Garda Transfumi menjadi gerakan bersama dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah melalui industrialisasi berbasis bahan baku lokal yang melibatkan UMKM, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja dan ekonomi baru.

Salah satu persyaratan usaha mikro untuk naik kelas, kata dia, yakni melalui kepemilikan perizinan berusaha yang didukung dengan sertifikasi produk yang menunjang kegiatan usahanya.

Dengan kepemilikan perizinan berusaha dan sertifikasi produk, lanjut Teten, akan memudahkan pelaku usaha mikro untuk masuk ke ekosistem digital dan mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan formal.

Baca juga: Teten targetkan 2,5 juta UMKM miliki NIB pada tahun 2024

"Dengan bantuan Garda Transfumi, Kemenkop UKM mengklasifikasi berdasarkan usaha sejenis, misalnya produk makanan dan sebagainya, dimasukkan dalam klaster koperasi. Naik kelasnya tidak bisa sendiri-sendiri, sehingga nanti isu yang menyangkut kesulitan akses pembiayaan dan lainnya bisa lebih mudah diatasi bersama," kata dia.

Teten menuturkan melalui LPDB-KUMKM, usaha mikro yang tergabung dalam koperasi juga diberikan kemudahan pembiayaan.

Menurut dia, hal itu berbeda dengan lembaga pembiayaan seperti bank, yang memerlukan persyaratan yang lebih rumit karena perbankan memiliki pertimbangan prinsip kehati-hatian yang tinggi atas kemungkinan kredit macet (NPL) dari nasabahnya.

"Kalau UMKM bisa menjadi bagian dari rantai pasok, berkolaborasi ke dalam koperasi dan usaha besar, maka akan ada kepastian pasar. Ini yang harus dibangun. Susah memaksa bank untuk memberikan pembiayaan kepada usaha yang kecil-kecil karena potensi NPL yang tinggi," kata Menteri Teten.

Staf Khusus Menteri Koperasi Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari menambahkan daya saing kompetisi usaha ke depan semakin berat sehingga usaha mikro harus bersinergi atau berkonsolidasi meningkatkan skala ekonomi, agar mendapat standardisasi pasti dan posisi tawar tinggi.

Menurut Fiki, pendekatan yang bisa dilakukan Garda Transfumi yakni melalui dua program strategis Kemenkop UKM mencakup pengembangan sektor hulu dengan "factory sharing" dan pembiayaan, sedangkan di hilir, melalui offtaker, logistik, distributor, serta mitra agregator.

"UMKM tidak bisa berjuang sendiri. Butuh ekosistem yang mendukung UMKM untuk berkembang secara optimal. Produk UMKM yang unggul harus masuk ke dalam rantai pasok industri," kata dia.

Baca juga: Kemenkop: Garda Transfumi telah terbitkan 17.654 NIB usaha mikro