Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, melaporkan erupsi gunung api Dukono menyebabkan hujan abu vulkanik dan sudah menutupi empat wilayah kecamatan.

Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Utara Hence Heteria dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Rabu, mengatakan tanda-tanda erupsi yang sudah terjadi sejak tanggal 8 Oktober 2023 telah diketahui sebagian besar masyarakat Halmahera Utara.

Tanda-tanda itu menurut Hence adalah kemunculan sebaran abu vulkanik di Kecamatan Tobelo, bersamaan dengan suara gemuruh dan dentuman yang terdengar jelas pada tanggal 8 Oktober 2023 pukul 20.00 WIT. Sejak saat itu, pada keesokan harinya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa gunung api Dukono erupsi.

"Hasil asesmen yang dilakukan BPBD Kabupaten Halmahera Utara hingga sejauh ini, erupsi gunung api Dukono telah menyebabkan hujan abu vulkanik dan sudah menutupi empat wilayah kecamatan. Akan tetapi cakupannya berubah-ubah karena dipengaruhi oleh arah angin pada saat erupsi terjadi," ujar Hence.

Baca juga: PVMBG rekam erupsi selama 122,6 detik di Gunung Dukono
Baca juga: Gunung Dukono meletus, meluncurkan abu ke arah barat


Hence merinci, empat wilayah yang terpapar abu vulkanik meliputi Kecamatan Tobelo Utara, Tobelo, Tobelo Tengah dan Tobelo Selatan. Jika ditotal ada 49 desa dan sebanyak 86.197 warga telah terdampak. Namun Hence memastikan bahwa dua hari ini abu vulkanik tidak turun karena faktor angin yang berubah arah.

"Warga di daerah itu selama hampir dua minggu terpapar abu gunung, untuk dua hari belakangan ini aman," ujar Hence.

Sebagai upaya antisipasi dan mengurangi dampak buruk risiko abu vulkanik, BPBD Halmahera Utara terus membagikan masker kepada warga, memberikan imbauan melalui sosial media maupun secara langsung di tempat umum termasuk menyiram jalanan yang tertutup abu vulkanik.

Terkait korban jiwa maupun pengungsian, Hence memastikan bahwa erupsi gunung api Dukono belum terlalu memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat sehingga pengungsian belum dibutuhkan. Kendati demikian, pihaknya bersama lintas instansi gabungan tetap terus bersiaga memantau perkembangan erupsi gunung api Dukono dan dampaknya terhadap masyarakat.

"Tiap hari kami bagikan masker antara 8 hingga 10 ribu lembar per hari. Kami berikan juga himbauan kepada masyarakat baik lewat sosial media maupun turun langsung dengan pengeras suara, termasuk penyiraman jalan-jalan yang tertutup abu," ungkap Hence.

Baca juga: PVMBG imbau masyarakat waspadai peningkatan aktivitas Gunung Dukono
Baca juga: Gunung Lokon masuk interval erupsi, PVMBG tempatkan alat
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok kembali erupsi setinggi 400 meter