Cianjur (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaketrans) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melakukan komunikasi dengan seluruh perusahaan di Cianjur untuk memprioritaskan penyintas gempa dalam penerimaan karyawan sebagai upaya pemulihan ekonomi setelah gempa.

Kepala Disnakertrans Cianjur, Tohari Sastra di Cianjur Rabu, mengatakan satu tahun setelah gempa, masih banyak masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan kesulitan mencari pekerjaan terutama yang masih tinggal di dalam tenda dan hunian darurat.

"Termasuk warga di perumahan relokasi sudah direkomendasikan untuk menjadi prioritas diterima bekerja di berbagai bidang usaha yang ada di Cianjur, mulai di toko sampai dengan di pabrik, agar perekonomian warga cepat pulih," katanya.

Hal tersebut, ungkap Tohari, juga ditekankan dalam penerimaan calon karyawan di setiap bursa kerja yang digelar rutin bersama puluhan perusahaan di Cianjur, agar penyintas gempa yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dapat menafkahi keluarganya.

Baca juga: Pemerintah pusat menggelontorkan Rp95 miliar bangun jembatan

Baca juga: 1.700 penyintas gempa Cianjur masih tinggal di dalam hunian darurat


Sehingga pelamar kerja dari sejumlah wilayah terdampak gempa di Cianjur, menjadi prioritas untuk diterima bekerja, meski sejumlah perusahaan belum memiliki aturan tersebut, namun pemerintah daerah menjadikannya sebagai pertimbangan bari perusahaan.

"Kami akan berkoordinasi dengan pihak manajemen perusahaan meski tidak ada aturan atau kebijakan, namun tetap menjadi pertimbangan dengan memprioritaskan penyintas dapat diterima ketika membuka lowongan," katanya.

"Sudah dikomunikasikan ke setiap perusahaan, agar pelamar kerja yang berasal dari kawasan terdampak gempa diprioritaskan, meski sejumlah perusahaan belum memiliki aturan atau kebijakan terkait hal tersebut, namun kami tetap upayakan dapat diterapkan," katanya.

Sementara tidak hanya penyintas gempa yang masih tinggal di dalam tenda atau hunian darurat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan di sejumlah perusahaan di Cianjur, hal tersebut dikeluhkan warga penghuni perumahan relokasi tahap II di Kecamatan Mande.

Sebagian besar warga yang direlokasi dari wilayah terdampak di Kecamatan Cugenang dan Cianjur, belum mendapat pekerjaan untuk menafkahi keluarga karena mereka sebagian besar sebelum gempa bekerja sebagai buruh tani dan buruh serabutan.

"Harapan kami tidak mendapat posisi di pabrik atau perusahaan, minimal jadi kuli tani masih sanggup. Namun, belum ada lahan yang bisa kami karap di dekat perumahan karena musim hujan belum merata, kalau memang ada prioritas kami akan mencoba melamar ke pabrik," kata penyintas gempa Asep Rahmat (32).*

Baca juga: Pemerintah tambah nominal bantuan rumah rusak akibat gempa Cianjur

Baca juga: Pemkab Cianjur gelar istighosah satu tahun gempa 5.6 magnitudo