"Stunting dapat diatasi salah satunya dengan memperbaiki sanitasi. Jadi kalau menurut saya, sebetulnya stunting ini sangat bisa diatasi, asalkan ada kemauan baiknya. Mengatasi stunting di Kaltim itu agak berat karena masalah sanitasi, sebagian masyarakatnya masih nyaman buang air besar di sungai," kata Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
"Oleh karena itu saya pesan, bagaimana revolusi untuk sanitasi. Jadi, pertama revolusi kebijakan yang dikonvergensikan untuk nutrisi, gizi, pada sumber daya manusia, juga dikonvergensikan untuk biaya sekolah," ujar dia.
Baca juga: TNI AL-BKKBN bermitra atasi tengkes lewat "Sail Teluk Cenderawasih"
Baca juga: Anggota DPR: Program stunting sering sulit diimplementasikan
Ia juga mengemukakan bahwa model pengentasan stunting di Indonesia dengan mengejar anak stunting tidak ada di negara-negara maju seperti Amerika dan Singapura, karena mereka sudah mengatasi stunting dari hulu.
"Di Amerika dan Singapura, semua ibu hamil dapat paket, semua balita dapat, bayi dapat paket, susu, tidak perlu posyandu, karena semua sudah bagus, kalau di kita ini harus ada posyandu, mengapa? Karena jika tidak ditimbang, diukur, wah bahaya, kita tidak tahu karena ternyata banyak sekali stuntingnya, banyak sekali yang tidak naik berat badannya," tuturnya.
Baca juga: BKKBN: Temukan akar kasus stunting agar intervensi lebih spesifik
Baca juga: Waka MPR: Target penurunan prevalensi stunting butuh gerak bersama
Ia mengumpamakan apabila dirinya menjadi Gubernur di Kalimantan Timur itu, maka akan melakukan terobosan dengan menggunakan sumber daya anggaran yang ada untuk mengintervensi ibu hamil dan balita.
"Kalau uangnya cukup, paling tidak ibu hamil akan saya kasih paket, tidak usah pandang bulu kaya atau miskin, kalau tidak mau menerima karena kaya ya, boleh diberikan saja ke yang miskin, karena kalau dipilah-pilah susah antara kaya dan miskin itu," ucap Hasto.
Ia juga berpesan agar seluruh masyarakat dapat bergotong royong untuk meningkatkan kualitas penduduk atau sumber daya manusia agar dapat mengoptimalkan sumber daya alam yang ada, serta pentingnya pemerintah daerah mengkonvergensikan anggaran untuk belanja produk lokal sesuai arah Presiden Joko Widodo.