Pemkab Cianjur gelar istighosah satu tahun gempa 5.6 magnitudo
21 November 2023 17:13 WIB
Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar istighosah di Masjid Agung Cianjur, dalam rangka satu tahun gempa Cianjur yang terjadi pada 21 November 2022, dihadiri ribuan warga dari berbagai kalangan, Selasa (21/11/2023).(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri)
Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar istighosah dalam rangka satu tahun gempa 5.6 magnitudo yang mengguncang Cianjur pada 21 November 2022 yang menyebabkan puluhan ribu rumah rusak serta 600 orang meninggal dunia dan 4 orang tidak ditemukan.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Selasa, mengatakan istighosah yang digelar untuk meminta dan memohon pertolongan sang pencipta agar Cianjur terhindar dari marabahaya, sehingga kejadian bencana alam termasuk gempa tidak lagi terjadi.
"Satu tahun sudah kita lalui, meski masih ada yang tinggal di dalam tenda dan hunian darurat, pemerintah daerah tetap mengupayakan semua penyintas gempa mendapat bantuan untuk membangun kembali rumahnya," kata Herman.
Baca juga: Pemkab Cianjur: Masih banyak penyintas gempa tinggal di hunian darurat
Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu pencairan stimulan tahap IV untuk belasan ribu penerima yang sudah dilaporkan ke Kementerian PUPR dengan target pencairan sebelum akhir tahun 2023, namun hal tersebut tergantung keputusan pemerintah pusat.
Menurut Herman, pihaknya akan terus mengawal pencairan dana bantuan dari pemerintah pusat bagi penyintas gempa yang belum mendapatkan bantuan. Namun sebelumnya, pemerintah daerah telah memberikan uang tunggu bagi penyintas untuk menyewa rumah.
"Harapan kami sama dengan penyintas yang masih tinggal di dalam tenda dan hunian darurat dapat segera kembali ke rumah setelah pemerintah memberikan bantuan untuk pembangunan rumah kembali sebelum akhir tahun," katanya.
Baca juga: Kemen PUPR: Pembangunan rumah relokasi tahap III butuh waktu panjang
Herman mencatat selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi setelah gempa, pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan stimulan untuk 60.749 kepala keluarga yang rumahnya rusak akibat gempa dan saat ini sudah tuntas dibangun secara mandiri atau melalui pihak ketiga atau aplikator.
Penanganan gempa Cianjur, tutur Herman, termasuk paling cepat dibandingkan dengan kabupaten/kota yang pernah mengalami hal yang sama, bahkan selama penanganan cepat yang dilakukan pemerintah pusat, sudah mengalokasikan dana lebih dari Rp6 triliun.
"Melalui doa bersama ini, semoga Cianjur dijauhkan dari bala bencana dan masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan normal di dalam rumah. Kami akan terus mendorong pemerintah pusat segera mencairkan bantuan tahap IV," katanya.
Istighosah yang digelar di Masjid Agung Cianjur itu dihadiri ribuan warga dari berbagai kalangan, termasuk penyintas gempa dari sejumlah kecamatan terdampak yang meminta Cianjur dijauhkan dari bencana terutama gempa yang sempat terjadi satu tahun sebelumnya.
Baca juga: Pemerintah Pusat sudah salurkan dana Rp1,8 triliun untuk gempa Cianjur
Hal serupa juga digelar di sejumlah lapangan dan masjid di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Pacet, dan Warungkondang, termasuk di sejumlah lokasi tenda dan hunian darurat yang masih diisi penyintas karena menunggu pencairan bantuan stimulan tahap IV dari pemerintah.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Selasa, mengatakan istighosah yang digelar untuk meminta dan memohon pertolongan sang pencipta agar Cianjur terhindar dari marabahaya, sehingga kejadian bencana alam termasuk gempa tidak lagi terjadi.
"Satu tahun sudah kita lalui, meski masih ada yang tinggal di dalam tenda dan hunian darurat, pemerintah daerah tetap mengupayakan semua penyintas gempa mendapat bantuan untuk membangun kembali rumahnya," kata Herman.
Baca juga: Pemkab Cianjur: Masih banyak penyintas gempa tinggal di hunian darurat
Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu pencairan stimulan tahap IV untuk belasan ribu penerima yang sudah dilaporkan ke Kementerian PUPR dengan target pencairan sebelum akhir tahun 2023, namun hal tersebut tergantung keputusan pemerintah pusat.
Menurut Herman, pihaknya akan terus mengawal pencairan dana bantuan dari pemerintah pusat bagi penyintas gempa yang belum mendapatkan bantuan. Namun sebelumnya, pemerintah daerah telah memberikan uang tunggu bagi penyintas untuk menyewa rumah.
"Harapan kami sama dengan penyintas yang masih tinggal di dalam tenda dan hunian darurat dapat segera kembali ke rumah setelah pemerintah memberikan bantuan untuk pembangunan rumah kembali sebelum akhir tahun," katanya.
Baca juga: Kemen PUPR: Pembangunan rumah relokasi tahap III butuh waktu panjang
Herman mencatat selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi setelah gempa, pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan stimulan untuk 60.749 kepala keluarga yang rumahnya rusak akibat gempa dan saat ini sudah tuntas dibangun secara mandiri atau melalui pihak ketiga atau aplikator.
Penanganan gempa Cianjur, tutur Herman, termasuk paling cepat dibandingkan dengan kabupaten/kota yang pernah mengalami hal yang sama, bahkan selama penanganan cepat yang dilakukan pemerintah pusat, sudah mengalokasikan dana lebih dari Rp6 triliun.
"Melalui doa bersama ini, semoga Cianjur dijauhkan dari bala bencana dan masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan normal di dalam rumah. Kami akan terus mendorong pemerintah pusat segera mencairkan bantuan tahap IV," katanya.
Istighosah yang digelar di Masjid Agung Cianjur itu dihadiri ribuan warga dari berbagai kalangan, termasuk penyintas gempa dari sejumlah kecamatan terdampak yang meminta Cianjur dijauhkan dari bencana terutama gempa yang sempat terjadi satu tahun sebelumnya.
Baca juga: Pemerintah Pusat sudah salurkan dana Rp1,8 triliun untuk gempa Cianjur
Hal serupa juga digelar di sejumlah lapangan dan masjid di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Pacet, dan Warungkondang, termasuk di sejumlah lokasi tenda dan hunian darurat yang masih diisi penyintas karena menunggu pencairan bantuan stimulan tahap IV dari pemerintah.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: