Menlu: belum ada rencana evakuasi WNI di Mesir
3 Juli 2013 19:46 WIB
Kelompok Islamis, anggota dari Ikhwanul Muslimin, dan pendukung Presiden Mesir Muhammad Mursi meneriakkan yel-yel saat aksi protes di sekitar lapangan Masjid Raba El-Adwyia di Kota Nasr, Kairo, Jumat (28/6). (REUTERS/Mohammed Abd El Ghany )
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan belum ada rencana untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Mesir, meskipun negara tersebut kini bergejolak namun dinilai masih dalam kondisi aman.
"Hingga kini tidak ada rencana mengevakuasi WNI di Mesir karena meski ada gejolak politik situasi dari para warga kita di sana aman," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan sejauh ini pihaknya terus memantau perkembangan lebih lanjut dari situasi di Mesir. Selain itu, pihaknya juga telah membuka saluran telepon khusus (hotline) bagi WNI yang perlu bantuan.
Menlu mengimbau para WNI agar tetap berhati-hati. "Hingga saat ini sepanjang yang terkait perlindungan WNI kondisi tetap kondusif, perwakilan kita sudah minta WNI menghindari keramaian pengumpulan massa," katanya.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir menyiapkan personel khusus untuk memantau "hotline" yang mereka sediakan sebagai bentuk fungsi perlindungan bagi warga negara Indonesia di tengah ketegangan politik di negara tersebut.
"Dari laporan hingga Rabu pagi, masih dalam taraf aman, artinya belum ada laporan korban, namun KBRI sudah menyiapkan personel khusus untuk memantau `hotline` yang disediakan," kata Direktur Timur Tengah, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Febrian Alphyanto Ruddyard, di Jakarta, Rabu.
Febrian menyatakan bahwa koordinasi dan kontak untuk memperbaharui informasi terkait keadaan WNI di Mesir masih dilakukan secara berkelanjutan.
Seperti diberitakan, saat ini situasi dan kondisi politik di mesir terus memanas. Ribuan demonstran terus menekan Presiden Mohamed Moursi untuk mundur dari jabatannya.
Sementara para pendukung Moursi juga tak tinggal diam. Mereka membuat demonstrasi tandingan, memberikan dukungannya kepada Presiden asal Ikhwanul Muslimin tersebut.
"Hingga kini tidak ada rencana mengevakuasi WNI di Mesir karena meski ada gejolak politik situasi dari para warga kita di sana aman," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan sejauh ini pihaknya terus memantau perkembangan lebih lanjut dari situasi di Mesir. Selain itu, pihaknya juga telah membuka saluran telepon khusus (hotline) bagi WNI yang perlu bantuan.
Menlu mengimbau para WNI agar tetap berhati-hati. "Hingga saat ini sepanjang yang terkait perlindungan WNI kondisi tetap kondusif, perwakilan kita sudah minta WNI menghindari keramaian pengumpulan massa," katanya.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir menyiapkan personel khusus untuk memantau "hotline" yang mereka sediakan sebagai bentuk fungsi perlindungan bagi warga negara Indonesia di tengah ketegangan politik di negara tersebut.
"Dari laporan hingga Rabu pagi, masih dalam taraf aman, artinya belum ada laporan korban, namun KBRI sudah menyiapkan personel khusus untuk memantau `hotline` yang disediakan," kata Direktur Timur Tengah, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Febrian Alphyanto Ruddyard, di Jakarta, Rabu.
Febrian menyatakan bahwa koordinasi dan kontak untuk memperbaharui informasi terkait keadaan WNI di Mesir masih dilakukan secara berkelanjutan.
Seperti diberitakan, saat ini situasi dan kondisi politik di mesir terus memanas. Ribuan demonstran terus menekan Presiden Mohamed Moursi untuk mundur dari jabatannya.
Sementara para pendukung Moursi juga tak tinggal diam. Mereka membuat demonstrasi tandingan, memberikan dukungannya kepada Presiden asal Ikhwanul Muslimin tersebut.
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: