Kemendag gelar operasi pasar untuk antisipasi harga beras
3 Juli 2013 19:26 WIB
ilustrasi Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan (kiri) saat menjual telur di Pasar murah, Sleman, Selasa (2/7). (ANTARA FOTO/Regina Safri)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menggelar Operasi Pasar khusus untuk beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Rabu. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan sendiri yang melakukan pemantauan harga dan stok beras.
Dia menyebutkan bahwa beras, sebagai bahan pokok makanan Indonesia harus dijaga kestabilan harga dan pasokannya karena bisa memberikan efek kenaikan pada barang yang lainnya.
"Jika harga beras mengalami kenaikan biasanya akan menimbulkan kenaikan harga komoditas bahan pangan pokok lainnya. Untuk itu kami mengambil langkah antisipasi dan terus memonitor pergerakan harganya," kata Gita Wirjawan di Jakarta, Rabu.
Dia menyebutkan bahwa kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dampak dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan permintaan jelang bulan puasa dan lebaran. Di tingkat nasional, harga beras kualitas medium naik menjadi Rp8400/ kg.
Tidak hanya itu, pasokan juga menjadi salah satu barometer kenaikan harga beras. Sebagai contoh, PIBC yang biasanya mendapat pasokan mencapai 3000 ton per hari, tiga hari pasca kenaikan BBM, pasar ini hanya mendapat 1500 ton per hari.
"Penyebab turunnya pasokan adalah panen kedua yang jatuh pada akhir Juni sampai Agustus belum dilakukan secara merata. Selain itu, stok di sentra-sentra produksi jumlahnya juga masih terbatas," katanya.
Kenaikan harga ditingkat grosir di PIBC untuk beras kualitas medium IR64-II naik dari Rp7.900 per kg menjadi Rp8.100 per kg. Sedangkan kualitas IR64-III naik dari Rp7.300 per kg menjadi Rp7.500 per kg.
"Dalam rangka menekan, serta mengupayakan agar harga tidak terus mengalami kenaikan apalagi menjelang puasa, kami menginstruksikan Perum Bulog untuk menambah suplai sebanyak-banyaknya ke pasar melalui Operasi Pasar Beras," katanya.
Beras tersebut akan dihargai maksimal Rp7.100 per kg. "Ini adalah Operasi Pasar perdana, tapi tentunya akan menyusul di daerah lain luar Jakarta. Kami harap dengan penambahan suplai ini dapat mengembalikan kestabilan harga beras di tingkat nasional," katanya.(*)
Dia menyebutkan bahwa beras, sebagai bahan pokok makanan Indonesia harus dijaga kestabilan harga dan pasokannya karena bisa memberikan efek kenaikan pada barang yang lainnya.
"Jika harga beras mengalami kenaikan biasanya akan menimbulkan kenaikan harga komoditas bahan pangan pokok lainnya. Untuk itu kami mengambil langkah antisipasi dan terus memonitor pergerakan harganya," kata Gita Wirjawan di Jakarta, Rabu.
Dia menyebutkan bahwa kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dampak dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan permintaan jelang bulan puasa dan lebaran. Di tingkat nasional, harga beras kualitas medium naik menjadi Rp8400/ kg.
Tidak hanya itu, pasokan juga menjadi salah satu barometer kenaikan harga beras. Sebagai contoh, PIBC yang biasanya mendapat pasokan mencapai 3000 ton per hari, tiga hari pasca kenaikan BBM, pasar ini hanya mendapat 1500 ton per hari.
"Penyebab turunnya pasokan adalah panen kedua yang jatuh pada akhir Juni sampai Agustus belum dilakukan secara merata. Selain itu, stok di sentra-sentra produksi jumlahnya juga masih terbatas," katanya.
Kenaikan harga ditingkat grosir di PIBC untuk beras kualitas medium IR64-II naik dari Rp7.900 per kg menjadi Rp8.100 per kg. Sedangkan kualitas IR64-III naik dari Rp7.300 per kg menjadi Rp7.500 per kg.
"Dalam rangka menekan, serta mengupayakan agar harga tidak terus mengalami kenaikan apalagi menjelang puasa, kami menginstruksikan Perum Bulog untuk menambah suplai sebanyak-banyaknya ke pasar melalui Operasi Pasar Beras," katanya.
Beras tersebut akan dihargai maksimal Rp7.100 per kg. "Ini adalah Operasi Pasar perdana, tapi tentunya akan menyusul di daerah lain luar Jakarta. Kami harap dengan penambahan suplai ini dapat mengembalikan kestabilan harga beras di tingkat nasional," katanya.(*)
Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: