PT Jababeka resmikan PLTGU 130 Megawatt
3 Juli 2013 16:55 WIB
Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan (2 kanan) didampingi Direktur Bisnis dan Manajemen Resiko Murtaqi Syamsuddin (kanan) tukar menukar berkas kontrak perjajian Jual Beli Tenaga Listrik dengan Direktur Utama PT Bekasi Power Setiyono Djuandi Darmono (kiri) di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (24/2). (FOTO ANTARA/Agus)
Jakarta (ANTARA News) - Pengembang konstruksi dan properti, PT Jababeka meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) berkapasitas 130 Megawatt di Cikarang.
"Pembangunan PLTGU ini untuk memenuhi kebutuhan energi dari perusahaan industri yang ada di kawasan industri Jababeka dan sekitarnya," kata Presiden Direktur PT Jababeka, Setyono Djuandi Darmono, saat meresmikan PLTGU di Cikarang, Rabu.
Proyek tersebut dikerjakan salah satu anak usaha PT Jababeka, PT Bekasi Power (BP), sejak 2007 dan mulai beroperasi sejak Januari 2013.
PT Bekasi Power menjual hasil tenaga listrik tersebut ke PLN dengan kontrak selama 20 tahun untuk kemudian disalurkan kembali ke kawasan industri Jababeka dan masyarakat di sekitarnya.
"Jababeka tidak bisa melulu mengandalkan penjualan tanah, kita butuh income lain, salah satunya dari penjualan listrik ke PLN," kata Darmono.
Omzet penjualan listrik PT Bekasi Power ke PLN ini menghasilkan Rp1 triliun.
Pemerintah menyambut baik kerja sama swasta dan pemerintah ini.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM Jarman mengatakan pemerintah dan PLN hanya mampu menangani pendanaan pembangunan infrastruktur listrik 60 persen.
"Sisanya harus ada kerja sama dengan swasta, pembangunan infrastruktur listrik membutuhkan investasi setidaknya 10 dolar AS setiap tahunnya," kata Jarman.
Kawasan industri Jababeka terdiri dari enam kawasan yang meliputi 1.650 perusahaan industri manufaktur dari 30 negara.
"Pembangunan PLTGU ini untuk memenuhi kebutuhan energi dari perusahaan industri yang ada di kawasan industri Jababeka dan sekitarnya," kata Presiden Direktur PT Jababeka, Setyono Djuandi Darmono, saat meresmikan PLTGU di Cikarang, Rabu.
Proyek tersebut dikerjakan salah satu anak usaha PT Jababeka, PT Bekasi Power (BP), sejak 2007 dan mulai beroperasi sejak Januari 2013.
PT Bekasi Power menjual hasil tenaga listrik tersebut ke PLN dengan kontrak selama 20 tahun untuk kemudian disalurkan kembali ke kawasan industri Jababeka dan masyarakat di sekitarnya.
"Jababeka tidak bisa melulu mengandalkan penjualan tanah, kita butuh income lain, salah satunya dari penjualan listrik ke PLN," kata Darmono.
Omzet penjualan listrik PT Bekasi Power ke PLN ini menghasilkan Rp1 triliun.
Pemerintah menyambut baik kerja sama swasta dan pemerintah ini.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM Jarman mengatakan pemerintah dan PLN hanya mampu menangani pendanaan pembangunan infrastruktur listrik 60 persen.
"Sisanya harus ada kerja sama dengan swasta, pembangunan infrastruktur listrik membutuhkan investasi setidaknya 10 dolar AS setiap tahunnya," kata Jarman.
Kawasan industri Jababeka terdiri dari enam kawasan yang meliputi 1.650 perusahaan industri manufaktur dari 30 negara.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: