BNPB ingatkan kekeringan lama di Jawa picu longsor saat hujan
20 November 2023 21:39 WIB
Tangkapan layar - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin (20/11/2023). (ANTARA/Devi Nindy)
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa kekeringan yang cukup lama terjadi di Pulau Jawa dapat memicu longsor saat musim hujan terjadi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin, menyebut Pulau Jawa memiliki rentang hari tanpa hujan pada saat kemarau selama hampir 4 bulan.
Akibatnya, tanah mengalami retak-retak dan daerah perbukitan juga mengalami rekahan-rekahan akibat kondisi kering.
Jika wilayah tersebut tiba-tiba diguyur hujan dengan intensitas tinggi, maka retakan diisi oleh air hujan yang kemudian akan menjadi bongkahan-bongkahan longsor.
"Itu kenapa di sini kita lihat khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah, beberapa kali kejadian longsor yang cukup signifikan. Dan kita tahu Jawa Barat dari tengah ke selatan, itu adalah kawasan topografi perbukitan, yang memang daerah rawan longsor," ujar Abdul.
Abdul mengimbau agar kondisi tersebut harus diperhatikan oleh pemerintah daerah, khususnya di dalam 1-2 bulan ke depan yang mana frekuensi kejadian longsor ini akan semakin sering.
"Dua hari yang lalu kita menerima untuk longsor Bogor saja ada tiga kejadian dalam satu hari. Ini benar-benar harus menjadi potensi bagi pemerintah daerah," kata dia.
Secara khusus, Jawa dominan cuaca ekstrem saat berada di peralihan antara kemarau dan hujan, baik dengan maupun tanpa hujan.
Dampaknya, masyarakat dapat melihat video-video amatir terdapat angin puting beliung dengan skala yang cukup besar, dan dampaknya cukup signifikan.
Baca juga: BNPB: Banjir Aceh Selatan sebabkan 25 warga mengungsi
Baca juga: BNPB: Jateng-Nusa Tenggara Timur waspada karhutla pada masa transisi
Baca juga: BNPB: Cuaca ekstrem dominasi kejadian bencana di transisi musim hujan
Baca juga: Kepala BNPB berikan empat arahan kesiapsiagaan di musim hujan
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin, menyebut Pulau Jawa memiliki rentang hari tanpa hujan pada saat kemarau selama hampir 4 bulan.
Akibatnya, tanah mengalami retak-retak dan daerah perbukitan juga mengalami rekahan-rekahan akibat kondisi kering.
Jika wilayah tersebut tiba-tiba diguyur hujan dengan intensitas tinggi, maka retakan diisi oleh air hujan yang kemudian akan menjadi bongkahan-bongkahan longsor.
"Itu kenapa di sini kita lihat khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah, beberapa kali kejadian longsor yang cukup signifikan. Dan kita tahu Jawa Barat dari tengah ke selatan, itu adalah kawasan topografi perbukitan, yang memang daerah rawan longsor," ujar Abdul.
Abdul mengimbau agar kondisi tersebut harus diperhatikan oleh pemerintah daerah, khususnya di dalam 1-2 bulan ke depan yang mana frekuensi kejadian longsor ini akan semakin sering.
"Dua hari yang lalu kita menerima untuk longsor Bogor saja ada tiga kejadian dalam satu hari. Ini benar-benar harus menjadi potensi bagi pemerintah daerah," kata dia.
Secara khusus, Jawa dominan cuaca ekstrem saat berada di peralihan antara kemarau dan hujan, baik dengan maupun tanpa hujan.
Dampaknya, masyarakat dapat melihat video-video amatir terdapat angin puting beliung dengan skala yang cukup besar, dan dampaknya cukup signifikan.
Baca juga: BNPB: Banjir Aceh Selatan sebabkan 25 warga mengungsi
Baca juga: BNPB: Jateng-Nusa Tenggara Timur waspada karhutla pada masa transisi
Baca juga: BNPB: Cuaca ekstrem dominasi kejadian bencana di transisi musim hujan
Baca juga: Kepala BNPB berikan empat arahan kesiapsiagaan di musim hujan
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: