Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan revisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 oleh Bank Dunia dari 6,2 persen menjadi 5,9 persen, disebabkan oleh kondisi global yang belum membaik.
"Mereka melakukan revisi ke 5,9 persen, karena efek global dan pembentukan modal tetap bruto (investasi) yang mengalami penurunan," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Menurut Chatib, dalam menghadapi penurunan proyeksi tersebut, pemerintah akan melakukan upaya ekstra agar target pertumbuhan yang ditetapkan dalam APBN-Perubahan sebesar 6,3 persen dapat tercapai.
"Pemerintah harus `ekstra effort` mengejar target yang ada. Saya kira memang tidak mudah 6,3 persen, tapi kita lakukan upaya untuk itu," katanya.
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menambahkan pemerintah harus mewaspadai pelemahan ekonomi global, karena negara-negara mitra dagang Indonesia belum sepenuhnya pulih dari krisis.
Untuk itu, menurut dia, langkah yang dapat dilakukan pemerintah sebagai antisipasi terhadap tekanan global, adalah melakukan reformasi struktural dan perbaikan dalam kebijakan APBN yang lebih berkeadilan.
"Perkembangan global masih sangat dinamis dan berubah setiap saat. Untuk itu kita bisa melakukan antisipasi, walau kondisi global belum akan semakin mudah atau semakin baik," ujar Mahendra.
Mahendra optimistis dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, pertumbuhan ekonomi nasional pada akhir tahun masih dapat mencapai angka diatas enam persen.
Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 dari sebelumnya sebesar 6,2 persen menjadi 5,9 persen akibat masih adanya pelemahan konsumsi domestik dan penurunan ekspor.
"Masih ada gejolak hingga akhir tahun karena adanya perlambatan pertumbuhan permintaan dalam negeri dan berlanjutnya tekanan terhadap harga komoditas serta penerimaan ekspor," ujar Ekonom Utama Bank Dunia Ndiame Diop.
(S034/R010)
Revisi pertumbuhan ekonomi karena kondisi global
2 Juli 2013 20:18 WIB
Menteri Keuangan M. Chatib Basri (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: