Defisit neraca perdagangan dorong pelemahan rupiah
2 Juli 2013 10:31 WIB
Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Selasa (2/7), tercatat Rp9.955 per dolar AS, turun dari posisi sebelumnya Rp9.940 per dolar AS.(ANTARA/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 15 poin dari posisi sebelumnya menjadi Rp9.955 per dolar AS setelah pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) tentang defisit neraca perdagangan selama Mei 2013.
"Pergerakan nilai tukar rupiah gagal bertahan di area positif setelah data neraca perdagangan masih mencatatkan defisit," kata Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, menilai rupiah masih memiliki ruang penguatan terhadap dolar AS karena investor akan melihat sentimen lain, salah satunya ekonomi Indonesia yang masih dapat tumbuh positif di tengah kondisi global yang bergejolak.
"Kenaikan BBM juga belum terlalu signifikan dampaknya pada inflasi, yang perlu diwaspadai sentimen dari eksternal," ucapnya.
"Pergerakan nilai tukar rupiah gagal bertahan di area positif setelah data neraca perdagangan masih mencatatkan defisit," kata Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, menilai rupiah masih memiliki ruang penguatan terhadap dolar AS karena investor akan melihat sentimen lain, salah satunya ekonomi Indonesia yang masih dapat tumbuh positif di tengah kondisi global yang bergejolak.
"Kenaikan BBM juga belum terlalu signifikan dampaknya pada inflasi, yang perlu diwaspadai sentimen dari eksternal," ucapnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: