Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Sejumlah orang bersenjata hari Senin menyerang sebuah pos pemeriksaan di kota Peshawar, Pakistan baratlaut, menewaskan dua polisi, kata seorang pejabat.

Tiga orang bersenjata yang naik dua sepeda-motor menyerang pos pemeriksaan polisi itu di daerah pinggiran Peshawar dan melarikan diri setelah serangan tersebut, lapor AFP.

"Kami tidak tahu identitas penyerang namun militan-militan itu melarikan diri ke arah kawasan suku setelah membunuh dua polisi di pos pemeriksaan di daerah Pashta Khara," kata Imran Shahid, seorang pejabat kepolisian senior, kepada AFP.

Serangan itu terjadi sehari setelah militan membunuh sedikitnya 53 orang dalam serangan bom bunuh diri dan pemboman lain di wilayah baratlaut dan baratdaya.

Sebuah ledakan bom mobil ditujukan pada konvoi pasukan keamanan, menewaskan 17 orang pada Minggu, tidak jauh dari kawasan suku semi-otonomi dimana Taliban dan gerilyawan terkait Al Qaida berpangkalan.

Juga Minggu, penyerang bom bunuh diri meledakkan dirinya di dekat sebuah masjid di kota wilayah baratdaya, Quetta, menewaskan sedikitnya 28 orang, yang menandai hari paling mematikan di Pakistan dalam beberapa bulan ini.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (M014)