Gubernur: Sumbar masih kekurangan dokter
19 November 2023 17:43 WIB
Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyebut daerah itu masih kekurangan tenaga dokter untuk memberikan pelayanan maksimal di bidang kesehatan. ANTARA/HO-Biro Adpim Sumbar.
Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi menyebut daerah itu masih kekurangan tenaga dokter untuk memberikan pelayanan yang maksimal di bidang kesehatan.
"Pemprov Sumbar terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Akan tetapi, masih terdapat sejumlah kendala seperti belum tercukupinya kebutuhan dokter," katanya di Padang, Minggu.
Baca juga: President University dapat izin mendirikan fakultas kedokteran
Ia mengatakan itu saat menghadiri telewicara dalam rangka puncak peringatan HUT ke-73 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Padang dengan tema "Peran Strategi IDI sebagai Organisasi Profesi Dokter dalam Memajukan Kesehatan Sumatera Barat".
Menurut Mahyeldi rasio dokter dengan jumlah penduduk menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO adalah 1:1.000. Artinya satu dokter melayani 1.000 penduduk.
Sementara itu, jumlah dokter di Sumbar saat ini 4.897 orang, dengan total penduduk 5.640.629 jiwa berdasarkan data BPS 2022. Sehingga rasio dokter di Sumbar hari ini adalah 1 : 1.152.
"Berdasarkan data itu Sumbar masih kekurangan 743 dokter lagi," katanya.
Selain masih kurang, penempatan dokter di Sumbar juga belum merata. Sebagian besar dokter saat ini masih berada di kota besar sementara di daerah-daerah belum memadai.
Ia menambahkan, saat ini dari total 280 unit puskesmas di Sumbar, masih terdapat dua puskesmas tanpa dokter (0,7%), yaitu di Puskesmas Air Amo Kabupaten Sijunjung, di mana satu-satunya dokter di sana sedang menjalani studi spesialis, serta di Puskesmas Bosua Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Baca juga: Kepulauan Riau masih kekurangan 102 dokter spesialis
"Kami berharap, agar semua pihak, termasuk IDI, FK Unand, dan pihak terkait lainnya, turut mendorong terjadinya pemerataan penempatan dokter di Sumbar, terutama di daerah terisolasi," katanya.
Sementara itu untuk dokter spesialis menurutnya juga masih minim terutama di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
"Kami meminta keterlibatan semua pihak, karena untuk mewujudkan Indonesia sehat itu, tidak mungkin hanya pemerintah yang berusaha melainkan perlu kerja sama dan kolaborasi," ujarnya.
Gubernur Mahyeldi berharap dalam momentum HUT IDI kali ini dapat menjadi gerbong awal bagi perbaikan serta reformasi sistem kesehatan di Sumbar.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Lila Yanwar menyampaikan peran IDI telah sangat besar untuk mendorong peningkatan pelayanan kesehatan di Sumbar.
Ia berharap, ke depan IDI terus konsisten menjadi organisasi profesi yang mandiri, akuntabel, serta melakukan pembentukan kultur baru dalam dunia kesehatan.
Baca juga: Presiden Jokowi: RUU Kesehatan diharapkan atasi kekurangan dokter
"Pemprov Sumbar terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Akan tetapi, masih terdapat sejumlah kendala seperti belum tercukupinya kebutuhan dokter," katanya di Padang, Minggu.
Baca juga: President University dapat izin mendirikan fakultas kedokteran
Ia mengatakan itu saat menghadiri telewicara dalam rangka puncak peringatan HUT ke-73 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Padang dengan tema "Peran Strategi IDI sebagai Organisasi Profesi Dokter dalam Memajukan Kesehatan Sumatera Barat".
Menurut Mahyeldi rasio dokter dengan jumlah penduduk menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO adalah 1:1.000. Artinya satu dokter melayani 1.000 penduduk.
Sementara itu, jumlah dokter di Sumbar saat ini 4.897 orang, dengan total penduduk 5.640.629 jiwa berdasarkan data BPS 2022. Sehingga rasio dokter di Sumbar hari ini adalah 1 : 1.152.
"Berdasarkan data itu Sumbar masih kekurangan 743 dokter lagi," katanya.
Selain masih kurang, penempatan dokter di Sumbar juga belum merata. Sebagian besar dokter saat ini masih berada di kota besar sementara di daerah-daerah belum memadai.
Ia menambahkan, saat ini dari total 280 unit puskesmas di Sumbar, masih terdapat dua puskesmas tanpa dokter (0,7%), yaitu di Puskesmas Air Amo Kabupaten Sijunjung, di mana satu-satunya dokter di sana sedang menjalani studi spesialis, serta di Puskesmas Bosua Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Baca juga: Kepulauan Riau masih kekurangan 102 dokter spesialis
"Kami berharap, agar semua pihak, termasuk IDI, FK Unand, dan pihak terkait lainnya, turut mendorong terjadinya pemerataan penempatan dokter di Sumbar, terutama di daerah terisolasi," katanya.
Sementara itu untuk dokter spesialis menurutnya juga masih minim terutama di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
"Kami meminta keterlibatan semua pihak, karena untuk mewujudkan Indonesia sehat itu, tidak mungkin hanya pemerintah yang berusaha melainkan perlu kerja sama dan kolaborasi," ujarnya.
Gubernur Mahyeldi berharap dalam momentum HUT IDI kali ini dapat menjadi gerbong awal bagi perbaikan serta reformasi sistem kesehatan di Sumbar.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Lila Yanwar menyampaikan peran IDI telah sangat besar untuk mendorong peningkatan pelayanan kesehatan di Sumbar.
Ia berharap, ke depan IDI terus konsisten menjadi organisasi profesi yang mandiri, akuntabel, serta melakukan pembentukan kultur baru dalam dunia kesehatan.
Baca juga: Presiden Jokowi: RUU Kesehatan diharapkan atasi kekurangan dokter
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023
Tags: