Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para pecinta budaya daerah maupun nasional, untuk ikut menjaga dan melestarikan warisan budaya tak benda, seperti kesenian wayang kulit ataupun Reog Ponorogo yang telah diakui oleh UNESCO.

"Ini (pengakuan UNESCO) menjadi kemajuan yang luar biasa dan sudah sepatutnya kita jaga dan lestarikan bersama untuk mempromosikan budaya nasional ke dunia internasional," kata Gubernur Khofifah dalam sambutan saat menyaksikan pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Hari Jadi Ke-78 Provinsi Jatim di Alun-alun Kabupaten Ponorogo, Minggu dini hari.

Gelaran yang juga dihadiri Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko merupakan titik kedua dari total lima titik rangkaian pagelaran Wayang Kulit yang digelar dalam rangka Hari Jadi Ke-78 Provinsi Jatim.

Baca juga: Budayawan: Wayang kulit sarana pendidikan karakter anak bangsa

Pagelaran wayang kulit itu dibawakan oleh Ki Rudiyanto dari Blitar dengan lakon Wahyu Manik Moyo. Sedangkan Limbukan atau lawakan dibawakan oleh Cak Kirun dan Cak Marwoto.

Si tengah adegan limbukan, Gubernur Khofifah menyempatkan menyapa ribuan masyarakat yang hadir sekaligus berdialog santai bersama Cak Kirun dan Cak Marwoto. Menurutnya, seni wayang kulit bukan hanya digelar untuk sekedar menghibur tapi sarat pesan moral dan etika dalam kehidupan.

Wayang telah ditetapkan oleh UNESCO sejak 7 November 2003 sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga. Kemudian kembali masuk Warisan Budaya Tak Benda UNESCO per tanggal 4 November 2008 di Istanbul Turki.

Baca juga: Membangkitkan kembali kecintaan remaja pada wayang

Menurut Khofifah, pengakuan UNESCO pada wayang menjadi prestasi membanggakan bagi Indonesia, sehingga bisa menjadi alat mempromosikan, melestarikan, dan memahami warisan budaya Indonesia.

"Bukan tanpa alasan, ini sebagai upaya pelestarian wayang yang sudah diakui UNESCO agar makin intensif dan bisa menginspirasi dan mendidik generasi mendatang," katanya

Khofifah menambahkan banyak sekali filosofi kehidupan yang bisa dinarasikan melalui wayang dan seni dalam pewayangan tidak mudah ditirukan oleh teatrikal dan drama karena ceritanya yang panjang dan sarat nilai nilai filosofis baik kesejarahan, kehidupan, maupun perjuangan.

"Wayang menjadi ikon budaya yang mendunia dan menjadi pintu gerbang untuk memahami lebih dalam tentang budaya Indonesia," katanya.

Baca juga: Menpora harapkan pemuda era milenial lebih mengenali wayang kulit