Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan bensin menjadi salah satu penyumbang inflasi tinggi pada Juni 2013, akibat naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Dari inflasi sebesar 1,03 persen pada Juni, bensin menyumbang inflasi sebesar 0,34 persen, karena kenaikan harga yang merata di seluruh kota di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Senin.

Suryamin mengatakan secara rata-rata harga bensin naik 12,4 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Faktor penyumbang inflasi tinggi lainnya adalah tarif angkutan dalam kota 0,18 persen, daging ayam ras 0,1 persen, cabai merah 0,08 persen dan telur ayam ras 0,06 persen.

"Tarif angkutan terkena dampak kenaikan harga BBM, sedangkan permintaan daging ayam ras meningkat karena tingginya harga daging sapi. Sementara stok cabai merah sedang turun di pasaran," katanya.

Suryamin menambahkan harga beras yang naik 0,68 persen dibandingkan Mei, juga menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen, karena musim panen telah lewat.

Komoditas lain yang menyumbang inflasi adalah nasi dengan lauk 0,04 persen dan petai, cabai rawit serta tarif angkutan antar kota masing-masing 0,02 persen.

Sementara komoditas yang menjadi penyumbang deflasi adalah bawang merah 0,05 persen dan bawang putih 0,04 persen.

"Selain itu, komoditas lain yang mengalami penurunan harga adalah emas perhiasan yang menyumbang deflasi adalah 0,04 persen karena turunnya harga emas internasional dan jeruk yang menyumbang deflasi 0,02 persen," ujar Suryamin.