Koster sebut video warga enggan dukung PDIP tak membawa pengaruh
18 November 2023 15:26 WIB
Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster saat diwawancara terkait video sekolompok warga enggan dukung PDIP buntut pembatalan bandara Bali Utara, Denpasar, Sabtu (18/11/2023). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Denpasar (ANTARA) - Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster menyebut video viral yang menampilkan sekelompok masyarakat yang enggan mendukung calon presiden-wakil presiden dari PDIP karena Megawati Soekarnoputri menolak pembangunan bandara di Bali Utara tidak berpengaruh terhadap suara partainya.
“Tidak berpengaruh ke PDIP, kalau menurut saya itu spontanitas sebagai suatu reaksi, dan mudah-mudahan murni bukan karena ada dorongan rekayasa dari pihak tertentu, tentu saya berterima kasih atas aspirasinya, ke depan itu jadi sesuatu yang harus diperhatikan,” kata dia usai kegiatan 1st Indonesian Vocational Link and Match di Denpasar, Sabtu.
Mantan Gubernur Bali itu mengaku sudah menonton video terkait, hingga saat ini ia belum mengetahui siapa orang-orang di dalam video, bahkan ia merasa isu bandara di Bali Utara adalah isu lama yang dicurigai muncul lagi karena hendak pemilu.
Diketahui bahwa video tersebut diunggah melalui akun TikTok ketutuser89089512 pada Kamis (16/11) lalu, saat ini video yang didalamnya terekam sekitar 17 orang itu sudah ditonton sebanyak 789 ribu kali.
Adapun kalimat yang dilontarkan salah satu orang di video tersebut berbunyi Om Swastiastu, kami masyarakat Bali Utara tidak mendukung capres dan cawapres dari PDIP karena Megawati tidak setuju ada bandara di Buleleng. Kami ingin pekerjaan, kami jauh dari peradaban, kami lapar, kami miskin. Supaya bandara segera dibangun di Buleleng, hidup Buleleng.
“Ya itu aspirasi, Bu Megawati bukan menolak begitu, tapi apakah bandara baru ini sudah dibutuhkan betul, mendesak saat ini, menurut saya belum,” ujar Koster.
Menurutnya, kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai masih cukup untuk melayani wisatawan, pun jika dibutuhkan bandara harus diurus terlebih dahulu infrastruktur pendukungnya, seperti akses antar kabupaten agar bandara dapat berkembang bukan justru kosong penumpang, apalagi keinginan masyarakat adalah mendapat pekerjaan di sana.
“Jadi sebelum bicara bandara pastikan kebutuhan yang memang sudah harus dipenuhi sebelum membuat bandara baru, lalu akses ke Bulelengnya selesaikan dulu, short cut saja belum, lalu itu tol belum, kereta api belum, bandar udara itu terakhir, setelah akses daratnya sudah memadai,” kata dia.
Sebelumnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menyampaikan penolakannya terhadap pembangunan bandara di Bali Utara.
Saat kunjungannya di KEK Sanur, Senin (16/1/2023) lalu itu ia mengaku tujuan dari penolakannya demi rakyat Bali karena pada akhirnya yang akan diuntungkan adalah investor.
"Saya ngobrol sama Gubernur Koster waktu mau dibangun lagi bandara di Buleleng. Ngamuk saya, saya panggil dia, enak saja hanya untuk menguntungkan pariwisata," kata dia saat itu.
Proyek bandara di Bali Utara sendiri akhirnya belum dilanjutkan, akibat Presiden Jokowi tak memasukkannya dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Tidak berpengaruh ke PDIP, kalau menurut saya itu spontanitas sebagai suatu reaksi, dan mudah-mudahan murni bukan karena ada dorongan rekayasa dari pihak tertentu, tentu saya berterima kasih atas aspirasinya, ke depan itu jadi sesuatu yang harus diperhatikan,” kata dia usai kegiatan 1st Indonesian Vocational Link and Match di Denpasar, Sabtu.
Mantan Gubernur Bali itu mengaku sudah menonton video terkait, hingga saat ini ia belum mengetahui siapa orang-orang di dalam video, bahkan ia merasa isu bandara di Bali Utara adalah isu lama yang dicurigai muncul lagi karena hendak pemilu.
Diketahui bahwa video tersebut diunggah melalui akun TikTok ketutuser89089512 pada Kamis (16/11) lalu, saat ini video yang didalamnya terekam sekitar 17 orang itu sudah ditonton sebanyak 789 ribu kali.
Adapun kalimat yang dilontarkan salah satu orang di video tersebut berbunyi Om Swastiastu, kami masyarakat Bali Utara tidak mendukung capres dan cawapres dari PDIP karena Megawati tidak setuju ada bandara di Buleleng. Kami ingin pekerjaan, kami jauh dari peradaban, kami lapar, kami miskin. Supaya bandara segera dibangun di Buleleng, hidup Buleleng.
“Ya itu aspirasi, Bu Megawati bukan menolak begitu, tapi apakah bandara baru ini sudah dibutuhkan betul, mendesak saat ini, menurut saya belum,” ujar Koster.
Menurutnya, kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai masih cukup untuk melayani wisatawan, pun jika dibutuhkan bandara harus diurus terlebih dahulu infrastruktur pendukungnya, seperti akses antar kabupaten agar bandara dapat berkembang bukan justru kosong penumpang, apalagi keinginan masyarakat adalah mendapat pekerjaan di sana.
“Jadi sebelum bicara bandara pastikan kebutuhan yang memang sudah harus dipenuhi sebelum membuat bandara baru, lalu akses ke Bulelengnya selesaikan dulu, short cut saja belum, lalu itu tol belum, kereta api belum, bandar udara itu terakhir, setelah akses daratnya sudah memadai,” kata dia.
Sebelumnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menyampaikan penolakannya terhadap pembangunan bandara di Bali Utara.
Saat kunjungannya di KEK Sanur, Senin (16/1/2023) lalu itu ia mengaku tujuan dari penolakannya demi rakyat Bali karena pada akhirnya yang akan diuntungkan adalah investor.
"Saya ngobrol sama Gubernur Koster waktu mau dibangun lagi bandara di Buleleng. Ngamuk saya, saya panggil dia, enak saja hanya untuk menguntungkan pariwisata," kata dia saat itu.
Proyek bandara di Bali Utara sendiri akhirnya belum dilanjutkan, akibat Presiden Jokowi tak memasukkannya dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023
Tags: