Menaker minta tenaga perawat terus tingkatkan kompetensi
17 November 2023 23:05 WIB
Menaker Ida Fauziyah (tengah) menemui sejumlah pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai Health Care Assistant (HCA) atau tenaga perawat di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, Jumat (17/11/2023). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta tenaga perawat di Singapura terus meningkatkan kompetensinya untuk mendukung kinerja sekaligus mengisi peluang kerja yang terbuka.
"Bekerja ke Singapura ini bukan hanya untuk memperoleh penghasilan yang memadai, tetapi juga untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan membentuk karakter kerja, serta pengalaman bekerja sama dalam suatu tim yang multi negara," ujar Ida Fauziyah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Saat menemui sejumlah pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai Health Care Assistant (HCA) atau tenaga perawat di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, Ida mengemukakan ada tiga jabatan tenaga kesehatan di Singapura yang belum banyak diisi oleh pekerja migran Indonesia, yakni Health Care assistant (HCA), Enrolled Nurse (EN), dan Registered Nurse (RN).
Ia memaparkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi posisi itu sekurang-kurangnya harus mengenyam pendidikan kesehatan di sekolah/universitas di Singapura atau kandidat lulus Singapore Nursing Board (SNB) Exam (Ujian untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi yaitu Enrolled Nurse dan Registered Nurse).
Baca juga: Menaker: Perlu tata kelola optimal lindungi pekerja migran Indonesia
Baca juga: Menaker: Pemerintah terus optimalkan pelindungan pekerja migran RI
"Saya berharap teman-teman dapat bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai Health Care Assistant (HCA) dan dapat mengambil Singapore Nursing Board (SNB) Exam, sehingga mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi, yaitu Enrolled Nurse (EN) bahkan sampai Registered Nurse (RN)," tuturnya.
Ida juga meminta perawat agar terus belajar saat menghadapi kendala bahasa sebab di Singapura menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Melayu.
"Jangan pernah nyerah ketika menghadapi setiap tahapan, orang yang gagal biasanya tidak mampu menyesuaikan pekerjaan. Terpenting jangan pernah menyerah hadapi tahapan tersebut," ujarnya.
Sejak penempatan pertama di bulan Juni 2023 hingga November 2023, tercatat terdapat 60 orang pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai Health Care Assistant di negeri berjuluk The Lion City tersebut.
Baca juga: Menaker: Pemerintah jamin pemenuhan hak pekerja migran Indonesia
Baca juga: Menaker sebut pekerja migran Indonesia adalah duta bangsa
"Bekerja ke Singapura ini bukan hanya untuk memperoleh penghasilan yang memadai, tetapi juga untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan membentuk karakter kerja, serta pengalaman bekerja sama dalam suatu tim yang multi negara," ujar Ida Fauziyah dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Saat menemui sejumlah pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai Health Care Assistant (HCA) atau tenaga perawat di kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, Ida mengemukakan ada tiga jabatan tenaga kesehatan di Singapura yang belum banyak diisi oleh pekerja migran Indonesia, yakni Health Care assistant (HCA), Enrolled Nurse (EN), dan Registered Nurse (RN).
Ia memaparkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi posisi itu sekurang-kurangnya harus mengenyam pendidikan kesehatan di sekolah/universitas di Singapura atau kandidat lulus Singapore Nursing Board (SNB) Exam (Ujian untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi yaitu Enrolled Nurse dan Registered Nurse).
Baca juga: Menaker: Perlu tata kelola optimal lindungi pekerja migran Indonesia
Baca juga: Menaker: Pemerintah terus optimalkan pelindungan pekerja migran RI
"Saya berharap teman-teman dapat bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai Health Care Assistant (HCA) dan dapat mengambil Singapore Nursing Board (SNB) Exam, sehingga mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi, yaitu Enrolled Nurse (EN) bahkan sampai Registered Nurse (RN)," tuturnya.
Ida juga meminta perawat agar terus belajar saat menghadapi kendala bahasa sebab di Singapura menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Melayu.
"Jangan pernah nyerah ketika menghadapi setiap tahapan, orang yang gagal biasanya tidak mampu menyesuaikan pekerjaan. Terpenting jangan pernah menyerah hadapi tahapan tersebut," ujarnya.
Sejak penempatan pertama di bulan Juni 2023 hingga November 2023, tercatat terdapat 60 orang pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai Health Care Assistant di negeri berjuluk The Lion City tersebut.
Baca juga: Menaker: Pemerintah jamin pemenuhan hak pekerja migran Indonesia
Baca juga: Menaker sebut pekerja migran Indonesia adalah duta bangsa
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: