Mendag: Kenaikan impor barang konsumsi sejalan dengan IKK
16 November 2023 21:43 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat pembukaan "The Biggest Real Estate Summit 2023" di Jakarta, Kamis (9/11/2023). (ANTARA/HO-Kemendag)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan bahwa kenaikan impor barang konsumsi pada Oktober 2023 sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
"Kenaikan impor barang konsumsi ini sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat pada Oktober 2023. Posisi IKK pada Oktober ini sebesar 124,2 lebih tinggi dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar 121,7," ujar Mendag melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Mendag menyebut peningkatan impor pada Oktober 2023 secara bulan ke bulan terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Kenaikan impor tertinggi terjadi pada golongan barang modal sebesar 14,52 persen, diikuti barang konsumsi (9,18 persen), dan bahan/baku penolong (5,87 persen).
Peningkatan impor barang modal didorong kenaikan impor beberapa produk, yaitu ponsel pintar, peralatan radar untuk keperluan militer, komputer pribadi lainnya tidak termasuk komputer portabel (laptop/notebook), dan alat penyulingan yang dioperasikan secara elektrik.
Sementara barang konsumsi yang memicu kenaikan impor, antara lain beras setengah giling atau giling utuh, minyak medium lainnya dan olahannya, serta bahan bakar diesel otomotif.
Pada Oktober 2023, produk dengan peningkatan impor terbesar adalah kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar 82,16 persen; logam mulia dan perhiasan/permata 47,12 persen; gula dan kembang gula 46,44 persen; bahan bakar mineral 33,57 persen; serta bahan kimia anorganik 33,18 persen.
Sementara produk dengan kontraksi impor terdalam pada Oktober 2023 adalah biji dan buah mengandung minyak turun 27,13 persen; buah-buahan 17,65 persen; besi dan baja 5,30 persen; ampas dan sisa industri makanan 2,61 persen; serta minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik 2,16 persen.
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia Oktober 2023 didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan pangsa 50,13 persen dari total impor nonmigas Indonesia.
Sementara negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas tertinggi yaitu Swiss sebesar 152,06 persen, Kanada (71,95 persen), Prancis 63,63 persen, Bulgaria (52,88 persen), dan Finlandia (33,87) persen.
Nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat sebesar 18,67 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat 7,68 persen dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong peningkatan impor nonmigas sebesar 10,37 persen, sementara impor migas turun 3,66 persen.
Baca juga: Pengamat: Kinerja ekspor dan impor terkontraksi akibat fenomena global
Baca juga: Konflik Israel-Palestina tak berdampak signifikan bagi perdagangan RI
Baca juga: Menkop godok pengetatan impor barang usai atur perdagangan di medsos
"Kenaikan impor barang konsumsi ini sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat pada Oktober 2023. Posisi IKK pada Oktober ini sebesar 124,2 lebih tinggi dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar 121,7," ujar Mendag melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Mendag menyebut peningkatan impor pada Oktober 2023 secara bulan ke bulan terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Kenaikan impor tertinggi terjadi pada golongan barang modal sebesar 14,52 persen, diikuti barang konsumsi (9,18 persen), dan bahan/baku penolong (5,87 persen).
Peningkatan impor barang modal didorong kenaikan impor beberapa produk, yaitu ponsel pintar, peralatan radar untuk keperluan militer, komputer pribadi lainnya tidak termasuk komputer portabel (laptop/notebook), dan alat penyulingan yang dioperasikan secara elektrik.
Sementara barang konsumsi yang memicu kenaikan impor, antara lain beras setengah giling atau giling utuh, minyak medium lainnya dan olahannya, serta bahan bakar diesel otomotif.
Pada Oktober 2023, produk dengan peningkatan impor terbesar adalah kapal, perahu, dan struktur terapung sebesar 82,16 persen; logam mulia dan perhiasan/permata 47,12 persen; gula dan kembang gula 46,44 persen; bahan bakar mineral 33,57 persen; serta bahan kimia anorganik 33,18 persen.
Sementara produk dengan kontraksi impor terdalam pada Oktober 2023 adalah biji dan buah mengandung minyak turun 27,13 persen; buah-buahan 17,65 persen; besi dan baja 5,30 persen; ampas dan sisa industri makanan 2,61 persen; serta minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik 2,16 persen.
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia Oktober 2023 didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan pangsa 50,13 persen dari total impor nonmigas Indonesia.
Sementara negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas tertinggi yaitu Swiss sebesar 152,06 persen, Kanada (71,95 persen), Prancis 63,63 persen, Bulgaria (52,88 persen), dan Finlandia (33,87) persen.
Nilai impor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat sebesar 18,67 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat 7,68 persen dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong peningkatan impor nonmigas sebesar 10,37 persen, sementara impor migas turun 3,66 persen.
Baca juga: Pengamat: Kinerja ekspor dan impor terkontraksi akibat fenomena global
Baca juga: Konflik Israel-Palestina tak berdampak signifikan bagi perdagangan RI
Baca juga: Menkop godok pengetatan impor barang usai atur perdagangan di medsos
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: