Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur Jawa Barat menempatkan alat berat di titik-titik rawan longsor di wilayah selatan sebagai upaya penanganan cepat ketika terjadi bencana alam yang kerap menutup jalan utama penghubung antar kecamatan seiring tingginya curah hujan.

Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur Kamis mengatakan, beberapa hari terakhir seiring tingginya curah hujan yang turun di sebagian besar wilayah Cianjur memicu terjadinya bencana alam banjir, longsor, dan pohon tumbang terutama di wilayah selatan.

"Kami sudah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyiagakan alat berat di wilayah selatan tepatnya di Kecamatan Sukanagara, agar saat terjadi bencana dapat langsung digunakan," katanya.

Herman menjelaskan, setiap musim hujan di wilayah selatan kerap terjadi bencana alam longsor yang menutup sebagian besar landasan jalan, sehingga aktivitas warga terutama perekonomian terhambat karena akses jalan terputus sementara.

Guna mengantisipasi terhambatnya aktivitas warga karena bencana alam, sejumlah alat berat jenis backhoe, dum truk, dan alat berat lainnya disiagakan agar penanganan cepat dapat dilakukan ketika terjadi bencana.

"Kami tidak berharap terjadinya bencana, namun kita tidak tahu kapan akan terjadi bencana, sehingga alat berat sudah disiagakan guna melakukan proses evakuasi material longsor dengan cepat, dan aktivitas terutama perekonomian tetap berjalan," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Sukma Wijaya mengatakan, guna mengantisipasi dan penanganan cepat ketika terjadi bencana, pihaknya menyiagakan 100 orang relawan di masing-masing kecamatan untuk melakukan pengawasan dan segera mengevakuasi warga ketika melihat tanda akan terjadi bencana.

"Satu pekan terakhir tercatat 12 kecamatan dilanda bencana alam banjir dan longsor, akibat hujan deras dengan intensitas lebih dari dua jam. Tidak ada korban jiwa namun belasan kepala keluarga mengungsi karena rumahnya rusak tertimpa longsor," katanya.

Petugas dan relawan yang disiagakan di seluruh kecamatan di Cianjur, katanya, diminta untuk rutin melaporkan situasi dan kondisi setiap harinya, terutama saat hujan turun lebat dengan intensitas lebih dari lima jam seperti beberapa hari terakhir.

"Petugas dan relawan juga diminta untuk melakukan koordinasi dengan aparat setempat termasuk dengan TNI/Polri guna melakukan langkah antisipasi termasuk melakukan evakuasi terhadap warga untuk mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana," katanya.

Asep menambahkan, untuk penempatan alat berat guna penanganan cepat ketika terjadi bencana, pihaknya melakukan bersama dengan Dinas PUPR Provinsi Jabar dan Kementerian PUPR Pusat. "Koordinasi dilakukan agar saat terjadi bencana alam yang menutup landasan jalan dapat segera disingkirkan," katanya.