Bertemu dengan Joe Biden, Xi Jinping minta agar AS tidak provokatif
16 November 2023 09:38 WIB
Presiden AS Joe Biden berjalan bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping di perkebunan Filoli di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Woodside, California, Amerika Serikat (15/11/2023). ANTARA/REUTERS/Kevin Lamarque/aa.
Beijing (ANTARA) - Presiden Xi Jinping meminta agar Presiden Joe Biden dapat mewujudkan Amerika Serikat yang menahan diri dan tidak bertindak gegabah.
"Penting bagi China dan Amerika Serikat untuk saling menghargai prinsip dan garis batas satu sama lain, serta menahan diri untuk tidak bertindak gegabah, bersikap provokatif dan melewati batas," kata Presiden Xi Jinping seperti dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri China yang diterima di Beijing, Kamis.
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada Rabu (15/11) waktu setempat di Filoli Estate, San Francisco, AS pada sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC).
"Perbedaan pendapat tidak boleh menjadi jurang pemisah yang memisahkan kedua negara. Sebaliknya, kedua belah pihak harus mencari cara untuk membangun jembatan yang membantu China dan AS berjalan beriringan," tutur Presiden Xi.
Presiden Xi meminta agar lebih banyak komunikasi, berdialog dan konsultasi, serta sikap tenang menangani berbagai perbedaan dan situasi yang terjadi.
"China dan Amerika Serikat mempunyai kepentingan yang sama dalam berbagai bidang, termasuk bidang tradisional seperti ekonomi, perdagangan dan pertanian, serta bidang-bidang yang sedang berkembang seperti masalah perubahan iklim dan kecerdasan buatan (AI)," lanjut Presiden Xi.
Untuk itu, ujar dia, penting sekali dalam menggunakan sepenuhnya mekanisme baru dalam politik luar negeri, ekonomi, keuangan, perdagangan, pertanian dan bidang lainnya dan didukung dengan kerja sama di bidang lain seperti pemberantasan narkotika, peradilan dan penegakan hukum, AI maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Baik China maupun AS juga sama-sama memikul tanggung jawab sebagai negara besar. Permasalahan yang dihadapi masyarakat di muka bumi tidak dapat diselesaikan tanpa kerja sama antar negara-negara besar," ujar Presiden Xi.
China dan AS, kata Presiden Xi, harus memberi contoh dengan meningkatkan koordinasi dan kerja sama dalam isu-isu internasional dan regional, serta menyediakan barang publik.
"Bersama-sama kedua negara perlu mendorong people to people exchanges dengan menambah penerbangan langsung, memajukan kerja sama pariwisata, memperluas pertukaran antarprovinsi, memperkuat kerja sama pendidikan serta mendukung interaksi dan komunikasi yang lebih besar di antarmasyarakat," kata Presiden Xi.
Pertemuan kedua pemimpin di San Fransisco tersebut berselang setahun dari pertemuan keduanya pada sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia pada 14 November 2022.
Baca juga: Utusan AS desak Korea Utara akhiri 'provokasi'
Baca juga: China tuding AS bantu 'provokasi' Filipina di Laut China Selatan
Baca juga: Pengamat: militer China di LCS siap hadapi provokasi AS pascapandemi
"Penting bagi China dan Amerika Serikat untuk saling menghargai prinsip dan garis batas satu sama lain, serta menahan diri untuk tidak bertindak gegabah, bersikap provokatif dan melewati batas," kata Presiden Xi Jinping seperti dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri China yang diterima di Beijing, Kamis.
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada Rabu (15/11) waktu setempat di Filoli Estate, San Francisco, AS pada sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC).
"Perbedaan pendapat tidak boleh menjadi jurang pemisah yang memisahkan kedua negara. Sebaliknya, kedua belah pihak harus mencari cara untuk membangun jembatan yang membantu China dan AS berjalan beriringan," tutur Presiden Xi.
Presiden Xi meminta agar lebih banyak komunikasi, berdialog dan konsultasi, serta sikap tenang menangani berbagai perbedaan dan situasi yang terjadi.
"China dan Amerika Serikat mempunyai kepentingan yang sama dalam berbagai bidang, termasuk bidang tradisional seperti ekonomi, perdagangan dan pertanian, serta bidang-bidang yang sedang berkembang seperti masalah perubahan iklim dan kecerdasan buatan (AI)," lanjut Presiden Xi.
Untuk itu, ujar dia, penting sekali dalam menggunakan sepenuhnya mekanisme baru dalam politik luar negeri, ekonomi, keuangan, perdagangan, pertanian dan bidang lainnya dan didukung dengan kerja sama di bidang lain seperti pemberantasan narkotika, peradilan dan penegakan hukum, AI maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Baik China maupun AS juga sama-sama memikul tanggung jawab sebagai negara besar. Permasalahan yang dihadapi masyarakat di muka bumi tidak dapat diselesaikan tanpa kerja sama antar negara-negara besar," ujar Presiden Xi.
China dan AS, kata Presiden Xi, harus memberi contoh dengan meningkatkan koordinasi dan kerja sama dalam isu-isu internasional dan regional, serta menyediakan barang publik.
"Bersama-sama kedua negara perlu mendorong people to people exchanges dengan menambah penerbangan langsung, memajukan kerja sama pariwisata, memperluas pertukaran antarprovinsi, memperkuat kerja sama pendidikan serta mendukung interaksi dan komunikasi yang lebih besar di antarmasyarakat," kata Presiden Xi.
Pertemuan kedua pemimpin di San Fransisco tersebut berselang setahun dari pertemuan keduanya pada sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia pada 14 November 2022.
Baca juga: Utusan AS desak Korea Utara akhiri 'provokasi'
Baca juga: China tuding AS bantu 'provokasi' Filipina di Laut China Selatan
Baca juga: Pengamat: militer China di LCS siap hadapi provokasi AS pascapandemi
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: