Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan perusahaan China yang ikut dalam pembangunan Bandara Internasional Pokhara mengikuti aturan standar kualitas yang telah ditetapkan pemerintah setempat.

Hal tersebut disampaikan terkait investigasi badan anti-korupsi Nepal The Commission for Investigation of Abuse of Authority (CIAA) soal dugaan korupsi dalam pembangunan Bandara Internasional Pokhara.

"Menurut pengetahuan saya, perusahaan China mempertimbangkan sepenuhnya kondisi daerah tersebut, mengikuti standar kualitas secara ketat untuk desain dan konstruksi, serta menyimpan catatan dengan lengkap," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan rutin kepada media di Beijing, China pada Selasa.

CIAA melakukan investigasi karena banyak pengaduan terhadap Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Nepal yang sebelumnya menjadi Chief Project Officer proyek bandara Pradeep Adhikari terkait dugaan korupsi pada biaya Bandara Pokhara, seperti mengizinkan pekerjaan konstruksi di bawah standar dan berkolusi dengan perusahaan konstruksi.

"Saya tidak mengetahui laporan internal di Nepal. Pemerintah China juga selalu meminta perusahaan kami untuk secara ketat mematuhi undang-undang dan peraturan dalam melakukan bisnis di luar negeri," tambah Mao Ning.

Bandara Internasional Pokhara, menurut Mao Ning, adalah proyek infrastruktur penting dalam kerja sama China-Nepal dan menjadi salah satu proyek kebanggaan nasional bagi Nepal.

"Sejak bandara tersebut diresmikan, seluruh fasilitas telah berfungsi lancar. Proyek ini berperan aktif dalam meningkatkan konektivitas udara domestik dan internasional Nepal," ungkap Mao Ning.

Pradeep disebut telah menaikkan biaya proyek secara signifikan dari NPR 12 miliar menjadi NPR 24 miliar atau Rp2,8 triliun. Biaya tersebut dibiayai oleh Bank Exim China dengan NPR 22 miliar diberikan dengan tingkat bunga 2 persen dan NPR 2 miliar sebagai subsidi.

Chief Project Officer saat itu memberikan kontrak kepada perusahaan milik negara dari China CAMC Engineering Company, untuk pembangunan Bandara Pokhara.

Saat bandara diresmikan pada 1 Januari 2023 lalu, ternyata sejumlah peralatan krusial di bandara belum terpasang misalnya sistem peralatan pendaratan dan ada juga dugaan kesalahan konstruksi landasan pacu.

Pembangunan Bandara Internasional Pokhara dimulai pada Agustus 2016, melalui perjanjian dengan kontraktor China CAMC Engineering Company, dengan total anggaran 244 juta dolar AS atau setara dengan Rp3,8 triliun.

Baca juga: Pelabuhan darat baru penghubung Xizang di China dengan Nepal dibuka
Baca juga: China luncurkan pembayaran seluler WeChat Pay di Nepal