Seniman Didik Nini Thowok ajak generasi muda cintai Museum Kretek
14 November 2023 20:25 WIB
Didik Nini Thowok, seniman tari asal Yogyakarta yang memiliki nama asli Didik Hadiprayitno, didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus Mutrikah saat melihat koleksi di Museum Kretek Kudus, Jawa Tengah, Selasa (14/11/2023). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Didik Nini Thowok, seniman tari, mengunjungi Museum Kretek Kudus, Jawa Tengah, untuk melihat koleksi, sekaligus mengajak kaum muda mencintai museum karena salah satu sumber pengetahuan dan nilai-nilai kearifan lokal.
"Untuk bisa menarik minat masyarakat mengunjungi museum memang perlu promosi secara masif, mengingat sebagian besar masyarakat memang belum bisa menghargai museum," kata Didik Nini Thowok, seniman tari asal Yogyakarta yang memiliki nama asli Didik Hadiprayitno didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus Mutrikah ditemui di sela-sela kunjungannya ke Museum Kretek Kudus, Selasa.
Hal itu, kata dia, berbeda dengan masyarakat di luar negeri, meskipun masuk museum harus membayar dengan tiket cukup mahal, pengunjungnya tetap banyak. Pengalaman masuk museum di luar negeri yang memiliki koleksi benda-benda bersejarah dari Indonesia harus membayar tiket sebesar Rp500 ribu.
Bahkan, imbuh dia, kostum tari yang dimiliki pernah disewa sebuah museum di luar negeri dalam durasi 15 hari, namun karena minat pengunjung cukup banyak akhirnya diperpanjang hingga 1,5 bulan. Kondisi demikian, tentunya berbeda ketika di Tanah Air sehingga perlu dukungan semua pihak agar masyarakat mencintai museum.
"Dengan berkunjung ke museum, maka banyak nilai-nilai pendidikan yang bisa didapatkan. Salah satunya, di Museum Kretek Kudus ini ternyata sejarah kretek seperti ini dan ditemukan di Indonesia. Ini kan edukasi untuk generasi muda supaya wawasannya luas dan bangga sebagai bangsa Indonesia," ujarnya.
Ia mengakui senang mengunjungi museum karena belajar sejarah selama ini, salah satunya lewat museum. Sehingga banyak pengalaman menarik, seperti pernah melihat keris zaman Kerajaan Majapahit di Museum Wina, kemudian keris Diponegoro serta pernah memegangnya.
Menurut dia, penampilan Museum Kretek Kudus cukup menarik, karena dirinya baru mengetahui proses pembuatan rokok era dahulu. Termasuk keberhasilan sosok pengusaha rokok Niti Semito dalam mengembangkan industri rokok kretek di Kudus juga bisa dilihat dari koleksi yang ditampilkan dari awal hingga akhir.
"Tentunya hal itu untuk edukasi anak muda, sehingga mereka harus tahu bawah berjuang secara maksimal itu penting, tidak ada suatu keberhasilan diperoleh secara instan, tetapi harus melalui proses," ujarnya.
Ia menganggap menghargai sosok pendiri Pabrik Rokok Bal Tiga seperti Niti Semito itu juga ada nuansa edukasi untuk generasi muda untuk menghargai sejarah. Sebelumnya juga sering mendengar semboyan Presiden Soekarno jangan sekali-kali meninggalkan sejarah atau jasmerah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus Mutrikah menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan masukan untuk pengembangan Museum Kretek Kudus dari seniman tari, Didik Nini Thowok.
"Beragam upaya kita lakukan untuk menarik minat generasi muda, khususnya di Kabupaten Kudus agar mau mengunjungi museum yang ada di Kudus, salah satunya Museum Kretek Kudus," ujarnya.
Ia mengakui promosi juga dilakukan, termasuk menambah sarana prasarana pendukung agar pengunjung museum merasa nyaman. Termasuk upaya perawatannya agar koleksinya bisa bertahan lebih lama.
Baca juga: Pemkab Kudus kenalkan Museum Kretek lewat pameran keliling
Baca juga: Museum Kretek Kudus peroleh tambahan 38 koleksi baru
Baca juga: Pemerhati sejarah: Museum Kretek saatnya jadi magnet wisatawan asing
Baca juga: Museum Kretek Kudus masih dipadati pengunjung
"Untuk bisa menarik minat masyarakat mengunjungi museum memang perlu promosi secara masif, mengingat sebagian besar masyarakat memang belum bisa menghargai museum," kata Didik Nini Thowok, seniman tari asal Yogyakarta yang memiliki nama asli Didik Hadiprayitno didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus Mutrikah ditemui di sela-sela kunjungannya ke Museum Kretek Kudus, Selasa.
Hal itu, kata dia, berbeda dengan masyarakat di luar negeri, meskipun masuk museum harus membayar dengan tiket cukup mahal, pengunjungnya tetap banyak. Pengalaman masuk museum di luar negeri yang memiliki koleksi benda-benda bersejarah dari Indonesia harus membayar tiket sebesar Rp500 ribu.
Bahkan, imbuh dia, kostum tari yang dimiliki pernah disewa sebuah museum di luar negeri dalam durasi 15 hari, namun karena minat pengunjung cukup banyak akhirnya diperpanjang hingga 1,5 bulan. Kondisi demikian, tentunya berbeda ketika di Tanah Air sehingga perlu dukungan semua pihak agar masyarakat mencintai museum.
"Dengan berkunjung ke museum, maka banyak nilai-nilai pendidikan yang bisa didapatkan. Salah satunya, di Museum Kretek Kudus ini ternyata sejarah kretek seperti ini dan ditemukan di Indonesia. Ini kan edukasi untuk generasi muda supaya wawasannya luas dan bangga sebagai bangsa Indonesia," ujarnya.
Ia mengakui senang mengunjungi museum karena belajar sejarah selama ini, salah satunya lewat museum. Sehingga banyak pengalaman menarik, seperti pernah melihat keris zaman Kerajaan Majapahit di Museum Wina, kemudian keris Diponegoro serta pernah memegangnya.
Menurut dia, penampilan Museum Kretek Kudus cukup menarik, karena dirinya baru mengetahui proses pembuatan rokok era dahulu. Termasuk keberhasilan sosok pengusaha rokok Niti Semito dalam mengembangkan industri rokok kretek di Kudus juga bisa dilihat dari koleksi yang ditampilkan dari awal hingga akhir.
"Tentunya hal itu untuk edukasi anak muda, sehingga mereka harus tahu bawah berjuang secara maksimal itu penting, tidak ada suatu keberhasilan diperoleh secara instan, tetapi harus melalui proses," ujarnya.
Ia menganggap menghargai sosok pendiri Pabrik Rokok Bal Tiga seperti Niti Semito itu juga ada nuansa edukasi untuk generasi muda untuk menghargai sejarah. Sebelumnya juga sering mendengar semboyan Presiden Soekarno jangan sekali-kali meninggalkan sejarah atau jasmerah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kudus Mutrikah menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan masukan untuk pengembangan Museum Kretek Kudus dari seniman tari, Didik Nini Thowok.
"Beragam upaya kita lakukan untuk menarik minat generasi muda, khususnya di Kabupaten Kudus agar mau mengunjungi museum yang ada di Kudus, salah satunya Museum Kretek Kudus," ujarnya.
Ia mengakui promosi juga dilakukan, termasuk menambah sarana prasarana pendukung agar pengunjung museum merasa nyaman. Termasuk upaya perawatannya agar koleksinya bisa bertahan lebih lama.
Baca juga: Pemkab Kudus kenalkan Museum Kretek lewat pameran keliling
Baca juga: Museum Kretek Kudus peroleh tambahan 38 koleksi baru
Baca juga: Pemerhati sejarah: Museum Kretek saatnya jadi magnet wisatawan asing
Baca juga: Museum Kretek Kudus masih dipadati pengunjung
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: