IHSG berpeluang variatif seiring sentimen domestik dan global
14 November 2023 09:20 WIB
Ilustrasi - Sejumlah pengunjung duduk berlatar belakang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aa.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa berpeluang bergerak variatif seiring dengan adanya sentimen dari domestik maupun global.
IHSG dibuka menguat 7,07 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.845,38. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,62 poin atau 0,18 persen ke posisi 902,84.
“Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 6.800 hingga 6.876,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan penghargaan total insentif fiskal sebesar Rp750 miliar kepada provinsi yang berupaya mengatasi kemiskinan ekstrim.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, target penghapusan kemiskinan ekstrem sebesar 6,5-7,5 persen, namun berdasarkan data BPS tingkat kemiskinan nasional per Maret 2023 masih tercatat di level 9,36 persen.
Di sisi lain, Investor asing melakukan jual bersih di pasar ekuitas domestik sebesar Rp108,35 miliar. Seiring dengan keluarnya arus modal asing dari investasi portofolio, nilai tukar rupiah Jisdor kembali melemah ke level Rp15.713 per dolar AS pada Senin (13/11).
Dari mancanegara, pelaku pasar menantikan rilis inflasi Amerika Serikat (AS) periode Oktober 2023, yang berpotensi lebih lambat dari bulan sebelumnya seiring dengan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang bergerak stabil di level 4,6 persen.
Dari Asia, jumlah penyaluran kredit baru dalam yuan tercatat sebesar 738,4 miliar yuan pada Oktober 2023, setelah pada bulan sebelumnya sebesar 2.310 miliar yuan, atau terendah dalam tiga bulan terakhir akibat turunnya permintaan kredit di sektor rumah tangga, properti dan korporasi.
Sementara itu, pada periode yang sama di China, jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 10,3 persen (yoy), atau tetap sama dibandingkan September 2023 sebesar 10,3 persen.
Secara keseluruhan, ekonomi China masih belum menunjukkan pemulihan yang signifikan, tercermin dari deflasi 0,2 persen pada Oktober 2023.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 234,20 poin atau 0,72 persen ke 32.819,30, indeks Hang Seng menguat 65,12 poin atau 0,37 persen ke 17.491,34, indeks Shanghai menguat 7,66 poin atau 0,25 persen ke 3.054,19, dan indeks Straits Times melemah 6,91 poin atau 0,22 persen ke 3.099,077.
IHSG dibuka menguat 7,07 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.845,38. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,62 poin atau 0,18 persen ke posisi 902,84.
“Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 6.800 hingga 6.876,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan penghargaan total insentif fiskal sebesar Rp750 miliar kepada provinsi yang berupaya mengatasi kemiskinan ekstrim.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, target penghapusan kemiskinan ekstrem sebesar 6,5-7,5 persen, namun berdasarkan data BPS tingkat kemiskinan nasional per Maret 2023 masih tercatat di level 9,36 persen.
Di sisi lain, Investor asing melakukan jual bersih di pasar ekuitas domestik sebesar Rp108,35 miliar. Seiring dengan keluarnya arus modal asing dari investasi portofolio, nilai tukar rupiah Jisdor kembali melemah ke level Rp15.713 per dolar AS pada Senin (13/11).
Dari mancanegara, pelaku pasar menantikan rilis inflasi Amerika Serikat (AS) periode Oktober 2023, yang berpotensi lebih lambat dari bulan sebelumnya seiring dengan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang bergerak stabil di level 4,6 persen.
Dari Asia, jumlah penyaluran kredit baru dalam yuan tercatat sebesar 738,4 miliar yuan pada Oktober 2023, setelah pada bulan sebelumnya sebesar 2.310 miliar yuan, atau terendah dalam tiga bulan terakhir akibat turunnya permintaan kredit di sektor rumah tangga, properti dan korporasi.
Sementara itu, pada periode yang sama di China, jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 10,3 persen (yoy), atau tetap sama dibandingkan September 2023 sebesar 10,3 persen.
Secara keseluruhan, ekonomi China masih belum menunjukkan pemulihan yang signifikan, tercermin dari deflasi 0,2 persen pada Oktober 2023.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 234,20 poin atau 0,72 persen ke 32.819,30, indeks Hang Seng menguat 65,12 poin atau 0,37 persen ke 17.491,34, indeks Shanghai menguat 7,66 poin atau 0,25 persen ke 3.054,19, dan indeks Straits Times melemah 6,91 poin atau 0,22 persen ke 3.099,077.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023
Tags: