Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar melemah terhadap yen di perdagangan Asia pada Rabu, karena meningkatnya penghindaran risiko setelah harga saham di Tokyo berbalik turun.
Greenback diambil 97,47 yen di Tokyo, terhadap 97,80 yen di New York pada akhir Selasa.
Dolar diperdagangkan di atas tingkat 98 yen pada hari sebelumnya setelah data menunjukkan kekuatan lebih besar dalam ekonomi AS dan kekhawatiran atas krisis kredit di China berkurang.
Euro melemah menjadi 1,3069 dolar dan 127,43 yen terhadap 1,3083 dolar dan 127,95 yen di perdagangan AS.
Data ekonomi AS menunjukkan pesanan baru untuk barang tahan lama naik 3,6 persen pada Mei didukung penjualan pesawat yang kuat, sementara harga rumah dan kepercayaan konsumen juga mencatat kenaikan.
Indeks saham Nikkei 225 di Tokyo pada awalnya melonjak sekitar 1,41 persen, tetapi berbalik turun dalam perdagangan pagi. Indeks berakhir merosot 1,04 persen. Perdagangan yen dan indeks saling terkait karena nilai mata uang mempengaruhi profitabilitas pengekspor Jepang.
Penguatan yen cenderung membebani saham Tokyo.
"Nikkei memiliki awal yang kuat, tetapi kemudian kehilangan kekuatan, mendorong penghindaran risiko membeli yen," Junichi Ishikawa, analis pasar di IG Securities di Tokyo, mengatakan kepada Dow Jones Newswires.
Osamu Takashima, kepala strategi valas di Citigroup Global Market Jepang, mengatakan "skenario utama untuk perdagangan pasangan (dolar-yen) saat ini bergerak menyamping tetapi risiko terletak pada sisi negatifnya".
Dolar bervariasi terhadap mata uang Asia-Pasifik.
Unit AS merosot menjadi 1,2715 dolar Singapura dari 1,2763 dolar Singapura sehari sebelumnya, menjadi 43,34 peso Filipina dari 43,68 peso dan menjadi 30,08 dolar Taiwan dari 30,16 dolar Taiwan.
Greenback naik menjadi 31,07 baht Thailand dari 30,99 baht, menjadi 59,86 rupee India dari 59,74 rupee, dan menjadi 10.007 rupiah Indonesia dari 9.943 rupiah.
Dolar Australia menguat menjadi 92,66 sen AS dari 92,20 sen sementara yuan China hampir datar pada 15,84 yen, demikian AFP.
(A026/B008)
Dolar melemah di Asia setelah data AS positif
26 Juni 2013 19:20 WIB
dolar AS (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: