Banjarmasin (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR-RI Habib Nabiel Fuad Almusawa berpendapat Indonesia mempunyai segalanya untuk mencegah dan mengatasi kebakaran lahan dan hutan.
"Sebenarnya, kita punya segala hal untuk mencegah dan mengatasi kebakaran lahan dan hutan," kata legislator itu dalam keterangan pers kepada Journalist Parliament Community (JPC) Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Rabu.
"Untuk mencegah dan mengatasi kebakaran lahan dan hutan, kita punya tim pemadam api Manggala Agni," ujar anggota DPR-RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel itu.
Selain itu, Indonesia punya teknologi rekayasa hujan, bom air, armada pesawat pemadam kebakaran yang terdiri tujuh Hercules C-130, CN-235 dan CN-295 serta ribuan satuan tugas pemadam kebakaran.
"Namun sayang segala yang kita miliki itu baru dikerahkan setelah kondisi kebakaran lahan dan hutan demikian parah. Dalam kondisi yang parah seperti saat ini jelas penanggulangannya berlangsung lebih lama," lanjutnya.
Peristiwa kebakaran lahan dan hutan di Sumatera bukan kali ini saja, termasuk di Kalimantan, tapi sebelumnya sudah berkali-kali, ujar alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat itu.
Ke depan, menurut dia, perlu ada pejabat selain presiden yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk mengerahkan semua yang dimiliki untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan tersebut.
"Pejabat tersebut diberikan wewenang melakukan koordinasi lintas kementerian dan lintas negara untuk mengambil data areal hutan, perusahaan-perusahaan swasta baik asing maupun nasional yang terlibat," sarannya.
"Di negara seperti Amerika, kasus yang seperti ini langsung dipantau `realtime` oleh President. Semua personil dilibatkan seperti Ranger, Tim SAR, bahkan FBI. Tapi di negeri kita, jika bicara lintas kementerian, pasti lamban dan memble," ujarnya.
Legislator sayangkan terlambatnya penanggulangan kebakaran hutan
26 Juni 2013 18:08 WIB
Habib Nabiel Fuad Almusawa (dpr.go.id)
Pewarta: Syamsuddin Hasan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013
Tags: