Washington (ANTARA News) - Tahun lalu para pengguna ponsel pintar menghadapi bombardemen malware yang utamanya menyasar perangkat-perangkat bersistem operasi Android buatan Google, demikian hasil survei Juniper Networks Mobile seperti dikutip AFP.
Serangan itu juga mulai menyasar jejaring-jejaring perusahaan yang dikreasi untuk keperluan intelijen.
Pada periode 12 bulan sampai Maret 2013, serangan malware ke perangkat mobile naik 614 persen, dengan 92 persennya menyasar Android.
Itu tak mengherankan mengingat 75 persen pangsa pasar ponsel pintar secara global memang didominasi Android. Platform terbuka dengan aturan yang lebih longgar membuat serangan malware lebih ganas.
"Android tak memiliki sistem pemeriksaan seketat platform-platform rivalnya seperti iOS pada Apple dan BlackBerry," kata Karim Toubba, wakil presiden Juniper. "Namun realitasnya semua sistem operasi rentan serangan."
Toubba mengadakan skema dominan serangan malware itu berbentuk pesan teks sms yang menginfeksi ponsel pintar dan lalu secara diam-diam mengirimkan pesan baru ke layanan sms premium berbayar.
Layanan yang mirip digunakan untuk pemungutan suara bagi sebuah program televisi ini bisa menarik untung 10 hingga 50 sen dolar AS (Rp980 - Rp4.900) per sms.
Para peretas secara mudah bisa mengeruk keuntungan dengan menginfeksikan virus ke ponsel-ponsel pintar. Layanan ini mudah dimatikan, tapi juga mudah dibuat lagi untuk menghindari pendeteksian.
Satu pesan sms Trojan bisa menghasilkan 10 dolar AS (Rp98.000) untuk penyerangnya, dan akan berlipat-lipat lagi jika serangan dilakukan berulang-ulang.
Banyak pengguna ponsel pintar yang terjebak menginstal malware dari pesan atau email yang tadinya dikira update software.
Toubba mengatakan sejumlah virus ganas masuk ke saluran-saluran seperti Google Play dan Apple App Store, tapi vendor pihak ketiga lebih banyak lagi diserang malware.
Menurut survey ini, asal serangan walware sebagian besar dari Rusia dan China, demikian AFP.
Malware menghujani ponsel pintar
26 Juni 2013 15:24 WIB
Ilustrasi Malware (Antaranews.com/grafis)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: