BKKBN DIY : Sleman luar biasa dalam persentase penurunan stunting
13 November 2023 17:12 WIB
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa bersama Kepala Perwakilan BKKBN DIY Andi Ritamariani (kiri) memberikan arahan pada Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Sleman, Senin (13/11/2023). (ANTARA/HO-Bagian Prokopim Setda Sleman)
Sleman (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Andi Ritamariani menyebut Pemerintah Kabupaten Sleman mencatat prestasi luar biasa dalam persentase penurunan angka kasus stunting.
"Kabupaten Sleman luar biasa dalam persentase penurunan stunting, yakni dari angka 16 persen menjadi 15 persen," kata Andi Ritamariani pada kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Sleman, Senin.
Menurut dia, catatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sleman tersebut terbaik dari rata-rata lima kabupaten/kota di DIY.
"Ke depan BKKBN akan membantu mendampingi dan menganalisis pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Sleman," katanya.
Baca juga: Sleman percepat penurunan angka stunting
Baca juga: Bupati Sleman: Harganas momentum kuatkan komitmen penurunan stunting
Ia mengatakan dalam rangka melihat perkembangan pelaksanaan percepatan penurunan stunting, pelaksanaan forum koordinasi ini bertujuan membahas "blueprints" percepatan penurunan stunting, antara lain data pemantauan status gizi, pemberian makanan tambahan, tim pendamping keluarga, pelaksanaan mini lokakarya bapak asuh anak stunting dan konvergensi.
Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting tersebut dibuka langsung oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Danang menyampaikan pada 2022 angka prevalensi stunting Kabupaten Sleman berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) berada di angka 15 persen yang dimana turun satu persen dari tahun 2021.
"Sesuai dengan RPJMN Indonesia, Pemkab Sleman akan melakukan berbagai upaya percepatan penurunan stunting salah satunya dengan membentuk tim tenaga ahli dari kalangan akademisi untuk mencapai target 14 persen," katanya.
Menurut dia, percepatan penurunan stunting di Sleman ini tidak lepas dari proses yang dilakukan oleh tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Sleman dalam melakukan upaya penurunan angka stunting.
"Oleh karenanya, penurunan stunting adalah 'concern' Pemkab Sleman untuk mewujudkan generasi emas dan mewujudkan Indonesia Emas," katanya.
Ia mengatakan, TPPS Sleman sudah melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di kalurahan-kalurahan untuk memantau serta mencari permasalahan untuk menjadi masukan dalam mengambil langkah terpadu, masif, dan terintegrasi demi mewujudkan Sleman zero stunting atau tidak ada penambahan kasus stunting baru.
"Harapannya dengan forum koordinasi ini menjadi sarana berdiskusi dan menentukan langkah konkret yang terintegrasi, terpadu dan masif sehingga mewujudkan percepatan penurunan stunting dan Sleman zero stunting," katanya.*
Baca juga: Wabup Sleman: Orang tua harus monitor pertumbuhan anak cegah stunting
Baca juga: Sleman serius tekan stunting melalui optimalisasi TPPS kapanewon
"Kabupaten Sleman luar biasa dalam persentase penurunan stunting, yakni dari angka 16 persen menjadi 15 persen," kata Andi Ritamariani pada kegiatan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Sleman, Senin.
Menurut dia, catatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sleman tersebut terbaik dari rata-rata lima kabupaten/kota di DIY.
"Ke depan BKKBN akan membantu mendampingi dan menganalisis pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Sleman," katanya.
Baca juga: Sleman percepat penurunan angka stunting
Baca juga: Bupati Sleman: Harganas momentum kuatkan komitmen penurunan stunting
Ia mengatakan dalam rangka melihat perkembangan pelaksanaan percepatan penurunan stunting, pelaksanaan forum koordinasi ini bertujuan membahas "blueprints" percepatan penurunan stunting, antara lain data pemantauan status gizi, pemberian makanan tambahan, tim pendamping keluarga, pelaksanaan mini lokakarya bapak asuh anak stunting dan konvergensi.
Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting tersebut dibuka langsung oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Danang menyampaikan pada 2022 angka prevalensi stunting Kabupaten Sleman berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) berada di angka 15 persen yang dimana turun satu persen dari tahun 2021.
"Sesuai dengan RPJMN Indonesia, Pemkab Sleman akan melakukan berbagai upaya percepatan penurunan stunting salah satunya dengan membentuk tim tenaga ahli dari kalangan akademisi untuk mencapai target 14 persen," katanya.
Menurut dia, percepatan penurunan stunting di Sleman ini tidak lepas dari proses yang dilakukan oleh tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Sleman dalam melakukan upaya penurunan angka stunting.
"Oleh karenanya, penurunan stunting adalah 'concern' Pemkab Sleman untuk mewujudkan generasi emas dan mewujudkan Indonesia Emas," katanya.
Ia mengatakan, TPPS Sleman sudah melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di kalurahan-kalurahan untuk memantau serta mencari permasalahan untuk menjadi masukan dalam mengambil langkah terpadu, masif, dan terintegrasi demi mewujudkan Sleman zero stunting atau tidak ada penambahan kasus stunting baru.
"Harapannya dengan forum koordinasi ini menjadi sarana berdiskusi dan menentukan langkah konkret yang terintegrasi, terpadu dan masif sehingga mewujudkan percepatan penurunan stunting dan Sleman zero stunting," katanya.*
Baca juga: Wabup Sleman: Orang tua harus monitor pertumbuhan anak cegah stunting
Baca juga: Sleman serius tekan stunting melalui optimalisasi TPPS kapanewon
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: