Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengamankan 1,3 juta ton stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) per 13 November 2023 dengan 912,5 ribu ton di antaranya berasal dari pengadaan dalam negeri.

“Selanjutnya total CBP yang telah disalurkan mencapai 2,1 juta ton dalam berbagai bentuk program antara lain SPHP 885 ribu ton, bantuan pangan beras tahap pertama 640 ribu ton, bantuan pangan beras tahap kedua 537 ribu ton, golongan anggaran 69 ribu ton, dan tanggap darurat 2,3 ribu ton,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Senin.

Arief menegaskan bahwa tugas Bapanas adalah melakukan kalkulasi kebutuhan stok nasional secara komprehensif dan memastikan ketersediaan telah tercukupi atau diperlukan pasokan dari sumber lainnya. Lalu apabila terlihat ada gejolak harga di masyarakat, Bapanas akan menggelontorkan stok dalam bentuk intervensi pemerintah dan bantuan pangan beras untuk menekan harga.

“CBP di akhir tahun ini kami targetkan dapat terjaga di 1,2 juta ton. Kami juga akan siapkan untuk menyerap hasil dalam negeri pada saat panen raya yang kemungkinan ada di Mei dan Juni tahun depan. Ini karena produksi dalam negeri harus menjadi nomor satu untuk penguatan ketersediaan stok,” ucapnya.

Baca juga: Jokowi salurkan bantuan pangan untuk ratusan keluarga di Purwakarta

Ada kemungkinan masa panen raya mundur menjadi pada Mei dan Juni, dijelaskan Arief, karena masa tanam yang terlambat akibat kemarau. Namun ia mengaku tetap optimis produksi dalam negeri dapat memperkuat CBP.

“Jadi 70 persen untuk tanaman padi itu ada di semester pertama, lalu semester kedua itu sisa panen. Dengan itu, semester pertama panen harus berhasil, mulai dari bibitnya, benihnya, dan sumber airnya. Kita semua tentu ingin sumber CBP diperkuat dari dalam negeri agar para petani terus termotivasi berproduksi,” ungkapnya.

Baca juga: Bapanas: Penyaluran bantuan pangan beras untuk 22 juta KPM pada 2024

Arief mengatakan produksi beras Indonesia di kawasan ASEAN memang termasuk yang besar. Data USDA (The U.S. Department of Agriculture) tahun 2022, Indonesia termasuk produsen beras terbesar ke-4 di dunia setelah China, India, dan Bangladesh.

Produksi beras Indonesia di 2022 tercatat sebesar 31,5 juta ton sementara konsumsi selama 2022 sebesar 30,1 juta ton. Dengan ini masih ada gap surplus antara produksi dan konsumsi di 1,3 juta ton. Kendati demikian, kebijakan importasi dipilih lantaran produksi beras sepanjang 2023 hanya mencapai 30 juta ton.