Utusan AS adakan pembicaraan dengan PM Pakistan
26 Juni 2013 05:27 WIB
Mullah Omar, orang nomor satu dalam struktur organisasi Taliban Afghanistan, dalam satu kesempatan saat dirinya masih sehat. Kini dia bergerilya yang dipercaya pemerintah Afghanistan bermarkas di Pakistan. ((*))
Islamabad (ANTARA News) - Utusan Amerika Serikat James Dobbins tiba di Islamabad pada Selasa untuk mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Nawaz Sharif dan pejabat-pejabat senior mengenai usaha-usaha membuka pembicaraan dengan Taliban Afghanistan, kata kantor perdana menteri.
Dobbins, yang terbang dari Kabul, bertemu Sharif dan memberitahunya tentang perkembangan-perkembangan terkait dengan Afghanistan, menurut satu pernyataan kantor itu, lapor AFP.
"Dia menjamin Tuan Dobbins komitmen penuh Pakistan atas proses perdamaian yang dipimpin dan dimiliki Afghanistan dan menyampaikan berbagai langkah yang Pakistan ambil terkait hal ini," katanya.
"Menimbang situasi di Afghanistan yang telah mencapai fase krusial sementara AS memproses penarikan pasukannya, Perdana Menteri menggarisbawahi perlunya bagi Pakistan dan AS tetap secara erat terhubung."
Beberapa pejabat Pakistan mengatakan pertemuan-pertemuan dengan Dobbins, wakil khusus untuk Afghanistan dan Pakistan, akan menitikberatkan pada "usaha-usaha mempromosikan proses rekonsiliasi pimpinan Afghanistan".
Taliban Afghanistan membuka kantor di Qatar pada Selasa lalu dalam satu langkah menuju pembicaraan sementara misi perang NATO pimpinan AS siap-siap meninggalkan Afghanistan pada 2014 setelah berperang selama 12 tahun.
Pemerintahan Taliban digulingkan pasukan itu menyusul serangan-serangan 9/11.
Tetapi Presiden Afghanistan Hamid Karzai bereaksi dengan marah atas pembukaan kantor itu yang bergaya pemerintahan Taliban di pengasingan berdasarkan bendera putih pemberontak dan menggunakan nama resmi "Emirat Islam Afghanistan" yang digunakannya ketika memerintah pada 1996-2001.
Kabul, yang mengatakan pihaknya berkomitmen atas proses perdamaian itu, menyatakan bahwa kantor Qatar tersebut digunakan hanya untuk negosiasi langsung antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Juru bicara Taliban Pakistan Ehsanullah Ehsan dalam satu video yang disiarkan untuk media mengatakan para pemberontak akan mengikuti keputusan yang diambil pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Omar.
"Mullah Omar adalah Amir (pemimpin) kami dan kami akan patuh pada keputusan yang dia ambil terkait dengan pembicaraan dengan Amerika," kata Ehsan.
Di Kabul pada Senin, Dobbins mengatakan Washington "sakit hati" atas cara Taliban membuka kantor itu karena "tidak konsisten" dengan jaminan-jaminan yang diberikan dan diterima AS.
Beberapa pakar mengatakan bahwa Pakistan memainkan peran kunci dalam membujuk Taliban yang enggan mempertimbangkan pembicaraan perdamaian tentatif dengan musuh mereka dari Amerika dan pemerintah Afghanistan.
Barat berpendapat bahwa Pakistan dapat memainkan peran krusial dalam membantu mendorong Taliban ke meja perundingan karena termasuk salah satu di antara tiga negara yang mengakui rezim di Kabul pada 1996-2001. (M016)
Dobbins, yang terbang dari Kabul, bertemu Sharif dan memberitahunya tentang perkembangan-perkembangan terkait dengan Afghanistan, menurut satu pernyataan kantor itu, lapor AFP.
"Dia menjamin Tuan Dobbins komitmen penuh Pakistan atas proses perdamaian yang dipimpin dan dimiliki Afghanistan dan menyampaikan berbagai langkah yang Pakistan ambil terkait hal ini," katanya.
"Menimbang situasi di Afghanistan yang telah mencapai fase krusial sementara AS memproses penarikan pasukannya, Perdana Menteri menggarisbawahi perlunya bagi Pakistan dan AS tetap secara erat terhubung."
Beberapa pejabat Pakistan mengatakan pertemuan-pertemuan dengan Dobbins, wakil khusus untuk Afghanistan dan Pakistan, akan menitikberatkan pada "usaha-usaha mempromosikan proses rekonsiliasi pimpinan Afghanistan".
Taliban Afghanistan membuka kantor di Qatar pada Selasa lalu dalam satu langkah menuju pembicaraan sementara misi perang NATO pimpinan AS siap-siap meninggalkan Afghanistan pada 2014 setelah berperang selama 12 tahun.
Pemerintahan Taliban digulingkan pasukan itu menyusul serangan-serangan 9/11.
Tetapi Presiden Afghanistan Hamid Karzai bereaksi dengan marah atas pembukaan kantor itu yang bergaya pemerintahan Taliban di pengasingan berdasarkan bendera putih pemberontak dan menggunakan nama resmi "Emirat Islam Afghanistan" yang digunakannya ketika memerintah pada 1996-2001.
Kabul, yang mengatakan pihaknya berkomitmen atas proses perdamaian itu, menyatakan bahwa kantor Qatar tersebut digunakan hanya untuk negosiasi langsung antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Juru bicara Taliban Pakistan Ehsanullah Ehsan dalam satu video yang disiarkan untuk media mengatakan para pemberontak akan mengikuti keputusan yang diambil pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Omar.
"Mullah Omar adalah Amir (pemimpin) kami dan kami akan patuh pada keputusan yang dia ambil terkait dengan pembicaraan dengan Amerika," kata Ehsan.
Di Kabul pada Senin, Dobbins mengatakan Washington "sakit hati" atas cara Taliban membuka kantor itu karena "tidak konsisten" dengan jaminan-jaminan yang diberikan dan diterima AS.
Beberapa pakar mengatakan bahwa Pakistan memainkan peran kunci dalam membujuk Taliban yang enggan mempertimbangkan pembicaraan perdamaian tentatif dengan musuh mereka dari Amerika dan pemerintah Afghanistan.
Barat berpendapat bahwa Pakistan dapat memainkan peran krusial dalam membantu mendorong Taliban ke meja perundingan karena termasuk salah satu di antara tiga negara yang mengakui rezim di Kabul pada 1996-2001. (M016)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: