New Delhi (ANTARA News) - Lebih dari 7.000 orang masih terjebak di pegunungan Uttarakhand, hampir sembilan hari setelah banjir musim hujan menggenangi seluruh negara bagian di India Utara itu.

Banjir tersebut menewaskan ratusan orang dan merendam kota kecil serta jalan raya.

Pemerintah India pada Selasa menyatakan cuaca buruk sejak Senin pagi (24/6) telah menghambat operasi pertolongan di lereng curam negara bagian berbukit tersebut, tempat personel Angkatan Darat India telah mengoperasikan lebih dari 50 helikopter guna mengungsikan orang yang terjebak di pegunungan.

"Sejauh ini, lebih dari 85.000 orang, kebanyakan peziarah Hindu, telah diungsikan. Sebanyak 7.000 orang masih menunggu diungsikan sementara hujan dan tanah longsor baru di seluruh negara bagian tersebut kadangkala telah menghalangi operasi pertolongan," kata seorang pejabat senior yang tak ingin disebutkan jati dirinya.

Ia juga mengatakan Angkatan Udara India juga telah mengerahkan personel pasukan komando dalam operasi pertolongan di Uttarakhand, demikian dilaporkan Xinhua.

"Personel pasukan komando dikerahkan untuk bertugas sehingga operasi pengungsian udara mereka tak sepenuh terhambat oleh cuaca buruk," tambah pejabat tersebut.

Sementara itu, Menteri Penanganan Bencana di negara bagian tersebut Yashpal Arya Uttarakhand sebelumnya menyebutkan jumlah korban jiwa sebanyak 5.000, kendati hampir 8.000 orang dikhawatirkan tewas. Menteri itu mengatakan, "Bencana tersebut sangat besar sehingga jumlah korban jiwa dapat lebih dari jumlahnya saat ini. Gambarannya diduga akan lebih jelas dalam beberapa hari ke depan."

Uttarakhand, yang terkenal di kalangan peziarah Hindu karena sejumlah sungai dan tempat sucinya, dilanda apa yang dijuluki sebagai "tsunami Himalaya" pada 16 Juni. Negara bagian tersebut dikatakan telah menerima curah hujan paling banyak dalam 60 tahun belakangan.
(C003)