Pemerintah sudah siapkan pengembangan bisnis PT Inalum
25 Juni 2013 20:58 WIB
Rapat Kerja Menteri Perindustrian Mohamad S. Hidayat didampingi para Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kementerian Perindustrian melakukan Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI yang dipimpin Ketua Komisi VI Airlangga Hartarto mengenai Pembahasan Pengambilalihan PT. Inalum di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, 25 Juni 2013. ()
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah sudah menyiapkan rencana pengembangan bisnis PT Inalum pasca diambilalih dari Nippon Asahan Aluminium (NAA).
Demikian diungkapkan oleh Menteri Perindustrian, MS Hidayat dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI tentang pengambilalihan PT Inalum di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.
"Dalam rangka pengembangan bisnis PT Inalum pasca pengambilalihan, maka tim merekomendasikan pengembangan bisnis PT Inalum," kata Hidayat.
Menurut Hidayat, PT Inalum harus mensuplai aluminium primer dan aluminium alloy untuk kebutuhan domestik dan kelebihan produksi dapat diekspor.
Selanjutnya, PT Inalum harus mengembangkan aluminium alloy untuk memenuhi kebutuhan industri aluminium hilir domestik yang difokuskan untuk kabel transmisi listrik.
Selain itu, PT Inalum harus mempertahankan keunggulan operasional dan manufaktur saat ini untuk mempertahankan profitabilitas.
"Terakhir, menambah kapasitas aluminium primer menjadi 400 ribu ton per tahun pada tahun 2017," ujar Hidayat.
Sementara itu, untuk konsep promosi investasi industri hilir produk aluminium, pemerintah juga telah menyiapkan beberapa langkah.
Pertama, pemerintah melalui BKPM saat ini tengah menyusun strategi promosi yang bertujuan untuk menarik Penanaman Modal Asing (PMA) industri hilir logam berbasis aluminium agar masuk masuk ke kawasan industri Kuala Tanjung yang kemudian akan mendapat suplai bahan baku dari PT Inalum.
Kedua, kata Hidayat, akan dilakukan kegiatan promosi investasi tahun 2013 untuk 20 negara. "Dimana agenda pengembangan hilirisasi Inalum dan perluasan pengembangannya akan menjadi perhatian oleh BKPM," kata Hidayat. (Zul)
Demikian diungkapkan oleh Menteri Perindustrian, MS Hidayat dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI tentang pengambilalihan PT Inalum di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.
"Dalam rangka pengembangan bisnis PT Inalum pasca pengambilalihan, maka tim merekomendasikan pengembangan bisnis PT Inalum," kata Hidayat.
Menurut Hidayat, PT Inalum harus mensuplai aluminium primer dan aluminium alloy untuk kebutuhan domestik dan kelebihan produksi dapat diekspor.
Selanjutnya, PT Inalum harus mengembangkan aluminium alloy untuk memenuhi kebutuhan industri aluminium hilir domestik yang difokuskan untuk kabel transmisi listrik.
Selain itu, PT Inalum harus mempertahankan keunggulan operasional dan manufaktur saat ini untuk mempertahankan profitabilitas.
"Terakhir, menambah kapasitas aluminium primer menjadi 400 ribu ton per tahun pada tahun 2017," ujar Hidayat.
Sementara itu, untuk konsep promosi investasi industri hilir produk aluminium, pemerintah juga telah menyiapkan beberapa langkah.
Pertama, pemerintah melalui BKPM saat ini tengah menyusun strategi promosi yang bertujuan untuk menarik Penanaman Modal Asing (PMA) industri hilir logam berbasis aluminium agar masuk masuk ke kawasan industri Kuala Tanjung yang kemudian akan mendapat suplai bahan baku dari PT Inalum.
Kedua, kata Hidayat, akan dilakukan kegiatan promosi investasi tahun 2013 untuk 20 negara. "Dimana agenda pengembangan hilirisasi Inalum dan perluasan pengembangannya akan menjadi perhatian oleh BKPM," kata Hidayat. (Zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: