Kemenkes gelar kampanye cegah DBD bersama kader Jumantik
12 November 2023 15:23 WIB
(Dari kiri-kanan) Ketua PC Kecamatan Matraman Mariani, IDAI Jakarta Selatan dr. Attila Dewanti, SpA(K); Kepala Bidang Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi, Dinkes Provinsi Jakarta dr. Ngabila Salama, MKM; Perwakilan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Iriani Samad M.Sc; Presiden Direktur PT. Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht; dan moderator dr Alvin Saputra saat menghadiri acara cegah DBD bersama kader Jumantik di Jakarta Convention Center pekan ini. (ANTARA/HO-Kemenkes RI dan Takeda)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI bersama PT Takeda menggelar kegiatan kampanye untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) bersama kader Jumantik (juru pemantau jentik) dalam rangka perayaan Hari Kesehatan Nasional ke-59 di Jakarta Convention Center pada 9-11 November 2023.
“Acara ini merupakan salah satu bagian dari program pemerintah terkait penanganan dengue yang tertuang dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Pencegahan dengue membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, termasuk kerja sama pemerintah degan publik-swasta,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi, MPHM yang diwakili oleh dr. Iriani Samad M.Sc dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) melalui keterangan persnya, Minggu.
Dia menambahkan, “Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada Takeda atas dukungan dan kolaborasinya dalam upaya menyukseskan tujuan pemerintah untuk meraih nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Lebih lanjut, kami juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung gerakan ‘Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD’,” katanya.
Baca juga: Cegah DBD, enyahkan penampung air hujan lalu pakai baju lengan panjang
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan dari awal tahun 2023 hingga minggu ke-33 tahun ini, terdapat 57 ribu lebih kasus DBD atau 21,06 kasus per 100 ribu penduduk dengan jumlah kematian sebanyak 422 kasus.
Selain itu, ada kasus DBD terlaporkan dari 462 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi, dengan kematian akibat dengue terjadi di 177 Kabupaten/Kota di 32 Provinsi. Sementara pada anak, dengue merupakan penyebab kematian nomor enam tertinggi.
Hal ini menjadikan kasus DBD selalu menjadi perhatian kesehatan masyarakat Indonesia hingga saat ini dan memerlukan pencegahan yang komprehensif oleh seluruh kalangan masyarakat.
“Di DKI Jakarta, pemerintah provinsi terus menggalakkan implementasi program Jumantik. Program ini memiliki peran yang signifikan dalam pemberantasan sarang nyamuk penyebab dengue, mengingat masih kurangnya upaya pencegahan penyakit DBD yang dilakukan oleh masyarakat,” kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr. Ngabila Salama, MKM.
Selain pemberantasan sarang nyamuk, pencegahan juga bisa dilakukan dengan vaksinasi DBD sesuai rekomendasi dari asosiasi medis dalam mencegah DBD.
Baca juga: Dokter RSCM sarankan masyarakat siaga DBD hadapi musim hujan
Vaksin secara klinis dapat mencegah keparahan dengue dengan profil keamanan yang baik dan dapat diberikan pada seluruh anggota keluarga dengan rentang umur 6 sampai 45 tahun sesuai anjuran dokter.
“Organisasi medis di Indonesia, seperti IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), merekomendasikan pemberian vaksin dengue untuk masing-masing anak-anak dan orang dewasa,” kata dokter Spesialis Anak IDAI Jakarta Selatan dr. Atilla Dewanti, Sp.A (K).
Untuk itu, bersama Kemenkes RI Takeda berkomitmen membantu mencegah DBD di Indonesia dengan menyediakan vaksin DBD serta kemitraan publik dan privat yang kuat, seperti edukasi pada kader Jumantik yang dilakukan kemarin.
“Kami juga menjadi salah satu anggota pendiri KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue sebagai inovator, serta implementasi kampanye masyarakat #Ayo3mplusVaksinDBD yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam rangka menyukseskan Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030,” kata Presiden Direktur PT Takeda Inovative Medicines Andreas Gutknecht.
Baca juga: Ingat, sifat demam pada DBD itu mendadak tinggi
“Acara ini merupakan salah satu bagian dari program pemerintah terkait penanganan dengue yang tertuang dalam Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Pencegahan dengue membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, termasuk kerja sama pemerintah degan publik-swasta,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi, MPHM yang diwakili oleh dr. Iriani Samad M.Sc dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) melalui keterangan persnya, Minggu.
Dia menambahkan, “Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada Takeda atas dukungan dan kolaborasinya dalam upaya menyukseskan tujuan pemerintah untuk meraih nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Lebih lanjut, kami juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendukung gerakan ‘Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD’,” katanya.
Baca juga: Cegah DBD, enyahkan penampung air hujan lalu pakai baju lengan panjang
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan dari awal tahun 2023 hingga minggu ke-33 tahun ini, terdapat 57 ribu lebih kasus DBD atau 21,06 kasus per 100 ribu penduduk dengan jumlah kematian sebanyak 422 kasus.
Selain itu, ada kasus DBD terlaporkan dari 462 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi, dengan kematian akibat dengue terjadi di 177 Kabupaten/Kota di 32 Provinsi. Sementara pada anak, dengue merupakan penyebab kematian nomor enam tertinggi.
Hal ini menjadikan kasus DBD selalu menjadi perhatian kesehatan masyarakat Indonesia hingga saat ini dan memerlukan pencegahan yang komprehensif oleh seluruh kalangan masyarakat.
“Di DKI Jakarta, pemerintah provinsi terus menggalakkan implementasi program Jumantik. Program ini memiliki peran yang signifikan dalam pemberantasan sarang nyamuk penyebab dengue, mengingat masih kurangnya upaya pencegahan penyakit DBD yang dilakukan oleh masyarakat,” kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr. Ngabila Salama, MKM.
Selain pemberantasan sarang nyamuk, pencegahan juga bisa dilakukan dengan vaksinasi DBD sesuai rekomendasi dari asosiasi medis dalam mencegah DBD.
Baca juga: Dokter RSCM sarankan masyarakat siaga DBD hadapi musim hujan
Vaksin secara klinis dapat mencegah keparahan dengue dengan profil keamanan yang baik dan dapat diberikan pada seluruh anggota keluarga dengan rentang umur 6 sampai 45 tahun sesuai anjuran dokter.
“Organisasi medis di Indonesia, seperti IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), merekomendasikan pemberian vaksin dengue untuk masing-masing anak-anak dan orang dewasa,” kata dokter Spesialis Anak IDAI Jakarta Selatan dr. Atilla Dewanti, Sp.A (K).
Untuk itu, bersama Kemenkes RI Takeda berkomitmen membantu mencegah DBD di Indonesia dengan menyediakan vaksin DBD serta kemitraan publik dan privat yang kuat, seperti edukasi pada kader Jumantik yang dilakukan kemarin.
“Kami juga menjadi salah satu anggota pendiri KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue sebagai inovator, serta implementasi kampanye masyarakat #Ayo3mplusVaksinDBD yang berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam rangka menyukseskan Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030,” kata Presiden Direktur PT Takeda Inovative Medicines Andreas Gutknecht.
Baca juga: Ingat, sifat demam pada DBD itu mendadak tinggi
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Tags: