Jakarta (ANTARA) - Kegiatan roadshow Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) yang diinisiatori oleh Prof.Dr.dr Ridha Dharmajaya Sp BS (K) mendapat sambutan yang positif dari warga Makassar dan pihak BPJS Kesehatan yang siap membantu dalam memberikan layanan psikologis akibat gangguan penggunaan gawai atau gadget yang tidak tepat.
"Kita berharap BPJS di Makassar peduli akan problem gangguan psikologis akibat kecanduan gadget dengan membuka pelayanan di Puskesmas ataupun rumah sakit yang tercover BPJS," kata Ridha Dharmajaya dalam keterangan resminya, Minggu.
Pria yang berprofesi sebagai dokter spesialis bedah saraf ini mengaku bahwa bukan suatu keanehan lagi untuk saat ini menemukan kasus generasi muda terdampak gadget yang tidak tepat baik secara fisik dan mental.
Baca juga: Inisiator GGSI ajak generasi muda siapkan diri sambut bonus demografi
"Kita banyak menemukan kasus spech dellay yang dialami anak akibat kecanduan gadget. Karena tanpa diketahui, bahwa gadget hanya merangsang pendengaran dan penglihatan tapi tidak merangsang bicara. Bahkan saya punya pasien yang lambat bicara di usia sembilan tahun akibat kecanduan gadget," katanya.
Yang ia sayangi adalah, rumah sakit-rumah sakit yang ada saat ini belum menyediakan psikolog yang tepat untuk menangani hal ini seperti di Puskesmas dalam penanganan kecanduan gadget yang banyak dialami oleh generasi saat ini.
"Sehingga sudah saatnya penanganan pasien BPJS dengan problem gangguan psikologis akibat gangguan gadget bisa dibantu oleh BPJS," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah IX, dr. Yessi Kumalasari, mengatakan bahwa sosialisasi dan penyuluhan gadget sehat yang digaungkan Prof. Ridha sejalan dengan program Pemerintah Indonesia dalam menyambut bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
"Keinginan dan harapan Prof. Ridha dalam upaya menyelamatkan generasi muda melalui gerakan gadget sehat adalah langkah nyata menyambut bonus demografi, agar ke depannya generasi yang tumbuh adalah generasi berkualitas, yakni generasi sehat, pintar dan berakhlak yang mulia," ujar dia.
Dia juga tidak menyalahkan bahwa saat ini teknologi begitu berkembang dengan sangat cepat, segala sesuatunya akan bersinggungan dengan gadget, baik dalam dunia kerja maupun keseharian masyarakat.
Meski begitu, tidak semua pengaruh yang dihadirkan oleh gadget membawa dampak bencana bagi pemiliknya. Hanya saja, dalam hal ini perlu adanya edukasi yang lebih agar tidak salah dalam menggunakan dan juga memanfaatkan teknologi yang sudah begitu canggih.
“Dengan hadirnya gerakan gadget sehat yang diinisiasi Prof. Ridha membuka pemahaman kita semua bahwa penggunaan gadget yang tidak tepat, baik itu posisi dan durasi akan menyebabkan saraf kejepit pada bagian leher yang tak menutup kemungkinan tumbuh generasi cacat," ucap dia.
Dalam hal ini, dr. Yessy mengapresiasi harapan Prof. Ridha agar BPJS Kesehatan Wilayah IX memperhatikan problem gangguan psikologis akibat kecanduan gadget dengan memberikan dukungan layanan kesehatan di puskesmas ataupun di rumah sakit yang ditanggung oleh Program JKN.
Baca juga: Pentingnya pemupukan generasi emas 2045 melalui penggunaan gawai sehat
Baca juga: GGSI berlanjut ke Surabaya, minta murid bijak dalam menggunakan gadget
Baca juga: Inisiator GGSI: Istrirahat cukup dapat maksimalkan kerja otak
BPJS Kesehatan siap bantu GGSI untuk gangguan psikologis akibat gawai
12 November 2023 10:29 WIB
Kegiatan roadshow Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) yang berlokasi di Makassar. ANTARA/GGSI.
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Tags: