Boyolali (ANTARA News) - Ribuan warga di lereng Gunung Merapi mengikuti upacara "Sadranan", tradisi tahunan menyambut Ramadhan, yang digelar di tempat pemakaman umum Suroloyo di Dukuh Tunggulsari, Kabupaten Botolali, Jawa Tengah, Selasa.

Ribuan warga yang datang di halaman pemakaman leluhurnya tersebut membawa berbagai kue khas setempat yang diwadahi dalam "tenong", tempat makanan berbentuk bulat yang terbuat dari anyaman bambu.

Kue dalam wadah itu selanjutnya dibagikan kepada warga lain sedekah sebagai syukur atas rezeki yang diterimanya.

Upacara Sadranan dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dengan pembacaan doa-doa dan kemudian dilanjutkan dengan pembagian makanan atau kue-kue khas atau jajanan pasar yang menggambarkan kemakmuran hasil bumi masyarakat.

Menurut Andi Murtono, salah seorang panitia Sadranan di Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, mengatakan bahwa kegiatan tersebut sudah tradisi tahunan sejak nenek moyang sehingga perlu dilestarikan oleh anak cucu.

Pada Sadranan tahun ini diikuti sekitar 5000 orang dengan jumlah tenong sekitar 2000, lebih banyak dibanding tahun lalu.

"Warga lereng Merapi khususnya di Cepogo, Boyolali ini, lebih ramai saat upacara Sadranan dibanding Lebaran. Mereka sanak saudara dan teman yang bekerja di luar daerah pulang kampung untuk mengikuti tradisi ini," katanya.

Jaelani (47), warga RT 2 RW 02 Dukuh Mliwis, Sukabumi, mengatakan upacara Sadranan tersebut waktunya sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena dilaksanakan setiap tahun menjelang puasa.

Upacara Sadranan dipimpin seorang tokoh agama setempat ketika membacakan doa-doa.