Kadindik Banyumas: Biasakan anak gemar menulis sejak dini
11 November 2023 19:59 WIB
Pengawas Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Sujiman dalam kegiatan drama musikal pada puncak kegiatan kegiatan "Book Week Art Showcase: Celebrating Student Talent 2024" yang mengusung tema "Turning a Vision into an Action" di SD Puhua, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (11/11/2023). (ANTARA/HO-Puhua) (ANTARA/ho-Puhua)
Purwokerto (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengajak anak-anak di wilayah itu untuk membiasakan gemar menulis sejak dini meskipun hanya berupa tuliskan pendek karena hal tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan literasi.
"Bahwa literasi adalah upaya yang harus digalakkan karena literasi ini bisa dikatakan sebagai upaya pencerdasan seseorang yang mampu membentuk bangsa agar dapat beradaptasi dengan perkembangan dan dinamika zaman," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan peluncuran buku berjudul besar "Imajinasi dan Mimpiku" yang berisi 38 cerita karya 38 siswa Kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Puhua Purwokerto sebagai bagian dari proyek Bahasa Indonesia di bawah bimbingan Guru Bahasa Indonesia Ardiyah Gondorini dan merupakan buku kedua yang diterbitkan siswa kelas 6 sekolah tersebut setiap tahun.
Dengan gemar menulis sejak dini meskipun hanya berupa tulisan pendek, kata Kadindik, hal itu dapat menjadi upaya nyata pengondisian pembentukan mental anak untuk melek literasi.
Baca juga: Belajar mengembangkan kreativitas menulis dari anak-anak di Finlandia
Baca juga: Pusat Perbukuan dorong guru di NTT memperbanyak menulis buku
Sementara itu, Guru Bahasa Indonesia Ardiyah Gondorini mengatakan ide cerita awal dipantik melalui pelajaran Bahasa Indonesia semester kedua saat anak-anak masih duduk di bangku kelas 5 SD.
"Kami membuka cakrawala anak mengenali kemampuan mereka. Yang tidak bisa menulis diajak menggambar, yang tidak punya ide diajak menyelami pengalaman pribadi mereka, yang idenya luas dan banyak, diajak merangkai struktur logika berbasis nalar logis," katanya.
Menurut dia, anak-anak diajak memulai langkah pertama mereka menggurat tulisan maupun gambar sesuai dengan imajinasi yang dikembangkan melalui berbagai metode ajar.
Ia mengatakan kepercayaan diri dibangun melalui kesempatan dan ajakan berani memulai dari nol tanpa takut salah sedikit pun.
"Secara terbuka dan fasih anak-anak mendiskusikan alur, bahkan pilihan kata yang mereka sematkan sesuai dengan rasa bahasa yang ingin mereka sampaikan. Hasilnya begitu mengharukan, puluhan anak-anak ini berhasil membuktikan bahwa menulis bisa dilakukan siapa pun asalkan mau dan berusaha," katanya.
Dia mengatakan tidak ada bakat yang benar-benar terpendam dan tidak ada peluang yang tidak bisa diwujudkan hingga menjadi kenyataan.
Peluncuran buku "Imajinasi dan Mimpiku" dilakukan pada puncak acara "Book Week Art Showcase: Celebrating Student Talent 2024" berupa pergelaran drama musikal yang berlangsung pada hari Sabtu ini.
Drama musikal tersebut berisi pesan inspiratif yang diangkat dari beberapa kisah dalam buku "Imajinasi dan Mimpiku", antara lain "Percaya Diri" karya Elizabeth, Persahabatan yang Setia" karya Raras, "Teman Masa Hidupku" karya Ibrahim, dan "Impian Mila" karya Jason Edward.
Kepala SD Puhua Yohanes Tri Cahyadi mengatakan kegiatan "Book Week Art Showcase: Celebrating Student Talent 2024" mengusung tema "Turning a Vision into an Action" yang dimaknai mengubah visi atau pandangan yang selama ini ada dalam imajinasi anak-anak menjadi aksi nyata serta membawa semangat kepahlawanan dalam peringatan Hari Pahlawan Tahun 2023.
"Kegiatan ini sebetulnya merealisasikan ide dalam imajinasi anak-anak yang sepenuhnya terinspirasi dari tema nasional Hari Pahlawan 2023, yaitu memerangi kemiskinan dan kebodohan dengan fokus utama berkarya melalui literasi dan pemanfaatan barang bekas sebagai dua hal yang menjadi poin utama pendidikan di Sekolah Puhua," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, program tahunan Book Week ditujukan agar siswa pantang mengabaikan imajinasi dan pandangan (vision) anak, mengasahnya, menajamkan, memantik, hingga lahirkan karya nyata (action).
Selain itu, menumbuhkan daya imajinasi anak adalah kunci pendidikan berbasis literasi, sehingga setiap siswa sejak dini dipantik agar mampu memahami konteks narasi sesuai jenjang usianya melalui kurikulum terintegrasi berbasis bacaan.
"Tujuannya agar antara anak dan bahan bacaan memiliki kedekatan yang lekat melalui berbagai metode ajar modern sekaligus dinamis," katanya.*
Baca juga: Tips pakar agar anak mumpuni menulis
Baca juga: Ceritakan anak Rohingya, Siswi Sulsel juara menulis di Australia
"Bahwa literasi adalah upaya yang harus digalakkan karena literasi ini bisa dikatakan sebagai upaya pencerdasan seseorang yang mampu membentuk bangsa agar dapat beradaptasi dengan perkembangan dan dinamika zaman," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan peluncuran buku berjudul besar "Imajinasi dan Mimpiku" yang berisi 38 cerita karya 38 siswa Kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Puhua Purwokerto sebagai bagian dari proyek Bahasa Indonesia di bawah bimbingan Guru Bahasa Indonesia Ardiyah Gondorini dan merupakan buku kedua yang diterbitkan siswa kelas 6 sekolah tersebut setiap tahun.
Dengan gemar menulis sejak dini meskipun hanya berupa tulisan pendek, kata Kadindik, hal itu dapat menjadi upaya nyata pengondisian pembentukan mental anak untuk melek literasi.
Baca juga: Belajar mengembangkan kreativitas menulis dari anak-anak di Finlandia
Baca juga: Pusat Perbukuan dorong guru di NTT memperbanyak menulis buku
Sementara itu, Guru Bahasa Indonesia Ardiyah Gondorini mengatakan ide cerita awal dipantik melalui pelajaran Bahasa Indonesia semester kedua saat anak-anak masih duduk di bangku kelas 5 SD.
"Kami membuka cakrawala anak mengenali kemampuan mereka. Yang tidak bisa menulis diajak menggambar, yang tidak punya ide diajak menyelami pengalaman pribadi mereka, yang idenya luas dan banyak, diajak merangkai struktur logika berbasis nalar logis," katanya.
Menurut dia, anak-anak diajak memulai langkah pertama mereka menggurat tulisan maupun gambar sesuai dengan imajinasi yang dikembangkan melalui berbagai metode ajar.
Ia mengatakan kepercayaan diri dibangun melalui kesempatan dan ajakan berani memulai dari nol tanpa takut salah sedikit pun.
"Secara terbuka dan fasih anak-anak mendiskusikan alur, bahkan pilihan kata yang mereka sematkan sesuai dengan rasa bahasa yang ingin mereka sampaikan. Hasilnya begitu mengharukan, puluhan anak-anak ini berhasil membuktikan bahwa menulis bisa dilakukan siapa pun asalkan mau dan berusaha," katanya.
Dia mengatakan tidak ada bakat yang benar-benar terpendam dan tidak ada peluang yang tidak bisa diwujudkan hingga menjadi kenyataan.
Peluncuran buku "Imajinasi dan Mimpiku" dilakukan pada puncak acara "Book Week Art Showcase: Celebrating Student Talent 2024" berupa pergelaran drama musikal yang berlangsung pada hari Sabtu ini.
Drama musikal tersebut berisi pesan inspiratif yang diangkat dari beberapa kisah dalam buku "Imajinasi dan Mimpiku", antara lain "Percaya Diri" karya Elizabeth, Persahabatan yang Setia" karya Raras, "Teman Masa Hidupku" karya Ibrahim, dan "Impian Mila" karya Jason Edward.
Kepala SD Puhua Yohanes Tri Cahyadi mengatakan kegiatan "Book Week Art Showcase: Celebrating Student Talent 2024" mengusung tema "Turning a Vision into an Action" yang dimaknai mengubah visi atau pandangan yang selama ini ada dalam imajinasi anak-anak menjadi aksi nyata serta membawa semangat kepahlawanan dalam peringatan Hari Pahlawan Tahun 2023.
"Kegiatan ini sebetulnya merealisasikan ide dalam imajinasi anak-anak yang sepenuhnya terinspirasi dari tema nasional Hari Pahlawan 2023, yaitu memerangi kemiskinan dan kebodohan dengan fokus utama berkarya melalui literasi dan pemanfaatan barang bekas sebagai dua hal yang menjadi poin utama pendidikan di Sekolah Puhua," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, program tahunan Book Week ditujukan agar siswa pantang mengabaikan imajinasi dan pandangan (vision) anak, mengasahnya, menajamkan, memantik, hingga lahirkan karya nyata (action).
Selain itu, menumbuhkan daya imajinasi anak adalah kunci pendidikan berbasis literasi, sehingga setiap siswa sejak dini dipantik agar mampu memahami konteks narasi sesuai jenjang usianya melalui kurikulum terintegrasi berbasis bacaan.
"Tujuannya agar antara anak dan bahan bacaan memiliki kedekatan yang lekat melalui berbagai metode ajar modern sekaligus dinamis," katanya.*
Baca juga: Tips pakar agar anak mumpuni menulis
Baca juga: Ceritakan anak Rohingya, Siswi Sulsel juara menulis di Australia
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: