Asosiasi tegaskan komitmen perkuat edukasi teknologi finansial
11 November 2023 09:30 WIB
Ketua Umum AFSI Ronald Yusuf Wijaya memberikan keterangan kepada wartawan pada acara media breafing menyambut Bulan Fintech Nasional (BFN) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Tower, Jakarta, Rabu (11/1/2023). ANTARA/Aloysius Lewokeda/am.
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) menegaskan komitmennya untuk memperkuat edukasi literasi finansial kepada masyarakat, khususnya terkait manajemen keuangan dan pemanfaatan akses teknologi finansial.
“Kami sedang bergerilya untuk mengedukasi masyarakat, kami jalan terus,” kata Ketua Umum AFSI Ronald Yusuf Wijaya dalam peluncuran Bulan Fintech Nasional (BFN) dan 5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023 di Jakarta, Jumat (10/11).
Ia mengatakan, penyedia layanan fintech syariah saat ini fokus membina literasi teknologi finansial kepada masyarakat sembari menguatkan industri keuangan berbasis Islam itu, yang persentasenya saat ini hanya sekitar 6 persen dari seluruh penyedia jasa layanan pinjaman peer-to-peer di Indonesia.
Baca juga: Wapres: Fintech syariah bisa berperan dorong inklusi keuangan syariah
Selain cara-cara memanfaatkan jasa teknologi finansial dengan baik dan benar, ia mengatakan, edukasi juga bertujuan memberi pengetahuan bahwa fintech lebih dari sekadar jasa pinjaman daring sebagaimana yang sebagian besar masyarakat pahami.
“Hari ini, masyarakat paham fintech hanya sekadar pinjaman uang. Padahal, mau berinvestasi pun bisa memanfaatkan fintech,” kata dia.
Edukasi tersebut juga penting untuk membantu masyarakat mengetahui bagaimana mengenali jasa teknologi finansial yang legal sehingga mereka dapat terhindar dari potensi terjebak jasa fintech ilegal yang mencekik.
Ronald menyoroti Generasi Z merupakan golongan masyarakat yang paling dapat menerima edukasi finansial dengan baik, dan kecakapan mereka dalam menggunakan ponsel dan teknologi daring adalah salah satu faktornya.
“Kalau kami ajari generasi yang lebih tua, terus terang lebih butuh waktu. Teman-teman seumuran saya pun belum tentu bisa langsung mengerti,” ucap dia.
Karena itu, untuk membuat usaha edukasi tersebut semakin diterima masyarakat luas, Ronald mengatakan pihaknya akan membuat konten pengetahuan dengan bahasa sederhana yang bisa dipahami masyarakat awam.
AFSI juga berkomitmen tidak akan menolak undangan edukasi dari siapa pun pihak yang meminta, seperti dari universitas maupun komunitas di daerah, kata dia.
Baca juga: OJK sebut keberlanjutan industri fintech perlu ujian panjang
Baca juga: Ketua umum AFPI sambangi pelaku UMKM penerima manfaat fintech
“Kami sedang bergerilya untuk mengedukasi masyarakat, kami jalan terus,” kata Ketua Umum AFSI Ronald Yusuf Wijaya dalam peluncuran Bulan Fintech Nasional (BFN) dan 5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023 di Jakarta, Jumat (10/11).
Ia mengatakan, penyedia layanan fintech syariah saat ini fokus membina literasi teknologi finansial kepada masyarakat sembari menguatkan industri keuangan berbasis Islam itu, yang persentasenya saat ini hanya sekitar 6 persen dari seluruh penyedia jasa layanan pinjaman peer-to-peer di Indonesia.
Baca juga: Wapres: Fintech syariah bisa berperan dorong inklusi keuangan syariah
Selain cara-cara memanfaatkan jasa teknologi finansial dengan baik dan benar, ia mengatakan, edukasi juga bertujuan memberi pengetahuan bahwa fintech lebih dari sekadar jasa pinjaman daring sebagaimana yang sebagian besar masyarakat pahami.
“Hari ini, masyarakat paham fintech hanya sekadar pinjaman uang. Padahal, mau berinvestasi pun bisa memanfaatkan fintech,” kata dia.
Edukasi tersebut juga penting untuk membantu masyarakat mengetahui bagaimana mengenali jasa teknologi finansial yang legal sehingga mereka dapat terhindar dari potensi terjebak jasa fintech ilegal yang mencekik.
Ronald menyoroti Generasi Z merupakan golongan masyarakat yang paling dapat menerima edukasi finansial dengan baik, dan kecakapan mereka dalam menggunakan ponsel dan teknologi daring adalah salah satu faktornya.
“Kalau kami ajari generasi yang lebih tua, terus terang lebih butuh waktu. Teman-teman seumuran saya pun belum tentu bisa langsung mengerti,” ucap dia.
Karena itu, untuk membuat usaha edukasi tersebut semakin diterima masyarakat luas, Ronald mengatakan pihaknya akan membuat konten pengetahuan dengan bahasa sederhana yang bisa dipahami masyarakat awam.
AFSI juga berkomitmen tidak akan menolak undangan edukasi dari siapa pun pihak yang meminta, seperti dari universitas maupun komunitas di daerah, kata dia.
Baca juga: OJK sebut keberlanjutan industri fintech perlu ujian panjang
Baca juga: Ketua umum AFPI sambangi pelaku UMKM penerima manfaat fintech
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: