Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Jakbar) mengajukan lebih dari 200 sekolah ramah anak pada tahun 2023 untuk mewujudkan wilayahnya sebagai kota layak anak (KLA).

Kepala Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (Sudin PPAPP) Jakbar, Aswarni menyebutkan sekolah yang diusulkan itu mengacu kepada indikator sarana dan prasarana sekolah yang memang sudah memiliki desain ramah anak.

"Tahun ini kita ajukan lebih dari 200 untuk jadi sekolah ramah anak dan itu tergantung sarana dan prasarana yang dimiliki," kata Aswarni saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Aswarni merinci ciri-ciri sarana prasarana yang sesuai dengan sekolah ramah anak.

"Sudut meja dibuat tumpul, lampu toilet terang, kantin sekolah makanannya sehat, tangga yang enggak curam, dan kelengkapan sarana pengaduan berikut tenaga pelayanannya khususnya buat anak-anak yang mengalami masalah," ungkap Aswarni.

Aswarni menyebut sebelum mengajukan 200 sekolah ramah anak tahun ini, Jakbar sudah memiliki sekitar 200 sekolah ramah anak.

Lebih lanjut, Aswarni berharap semua sekolah di Jakbar menjadi sekolah ramah anak, namun hal tersebut tetap tergantung sarana prasarana sekolah bersangkutan.

"Soal sekolah ramah anak juga terkait dengan kewenangan Suku Dinas (Sudin) Pendidikan," ucap Aswarni.

"Makanya kan kita tetap berkoordinasi dengan Sudin Pendidikan karena kewenangan untuk sarana prasarana sekolah kan ada di sana misalnya pengadaan bangku sekolah dan lain-lain," kata Aswarni.

Sebelumnya, Sudin Pendidikan Jakbar melakukan asesmen kelengkapan fasilitas sekolah-sekolah dalam rangka merespons kecelakaan beberapa waktu lalu yang mengakibatkan salah seorang siswa SMP 132 Cengkareng meninggal.

"Selama dua hari dari Senin, Selasa, kita melakukan asesmen terhadap sarana prasarana di semua sekolah di Jakarta Barat, mengukur sejauh mana layanan, standar layanan minimal untuk satu sarana prasarana di sekolah, mulai dari ruang kelas, kamar mandi, dan sebagainya," ucap Kasudindik Jakbar, Junaedi saat dihubungi di Jakarta sebelumnya.

Junaedi menyebut pada Rabu (18/10), pihaknya sudah melakukan rekapitulasi terhadap hasil asesmen tersebut.

"Tadi saya ke Polda Metro Jaya untuk bahas soal pembinaan anak, jadi belum sempat membuatkan rekapnya. Hari ini baru akan di rekap, sedang dikerjakan sama teman-teman dinas," kata Junaedi.

Ia menyebut jika hasil rekapitulasi tersebut sudah keluar maka pihaknya akan melakukan analisis permasalahan untuk kemudian ditindaklanjuti.

"Nanti kalau sudah baru kami akan cermati, permasalahannya terhadap sarana prasarana di mana saja, bagaimana saja. Lalu kami ukur, kemudian kami tindaklanjuti," ucapnya.
Baca juga: Legislator minta DKI pungut pajak dari sekolah swasta-internasional
Baca juga: Jakbar mulai bangun sekolah ramah lingkungan
Baca juga: Heru: Gedung sekolah rawan kecelakaan harus diperbaiki