Nusa Dua (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia meminta Singapura bijak dalam menyikapi persoalan kabut asap sebagai dampak dari kebakaran hutan di Sumatera.

"Kalau berteman itu tidak seperti ini caranya, ada masalah menyebarkannya ke dunia. Mestinya dibicarakan langsung untuk mencari solusi," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik saat membuka pertemuan pejabat senior (SOM) ASEAN di bidang energi di Nusa Dua, Bali, Senin.

Perilaku seperti tersebut sangatlah disayangkan karena secara tidak langsung telah membuat citra negara menjadi tercoreng.

Hal itu disampaikan Wacik dalam forum tersebut agar delegasi Singapura nantinya menyampaikan kepada pemegang kebijakan di negerinya.

"Masalah kabut asap itu bukanlah diinginkan oleh negara ini, bahkan berdasarkan penelusuran diduga ada sejumlah perusahaan dari luar termasuk dari Singapura yang menyebabkan terjadinya kebakaran," ucapnya.

Oleh karena itu, perusahaan yang diketahui menyebabkan kebakaran akan ditindak dengan hukuman yang tegas.

Dalam sambutannya Wacik mengatakan, saat ini ada tiga tantangan yang harus dihadapi oleh berbagai negara di dunia pada masa mendatang, salah satunya penyediaan energi yang sangatlah penting dalam kehidupan.

Pemerintah Indonesia sangat mendukung keberlangsungan ketersediaan energi di kawasan ASEAN yang merupakan bagian dari pengembangan Undang Undang Dasar 1945 sesuai Pasal 33.

"Oleh karena itu, sumber daya energi yang ada harus dibiasakan dijaga dengan baik secara bersama dengan saling menghormati dan menggunakan hati," ujarnya.

Dia tidak menginginkan kejadian serupa bisa muncul kembali nantinya, jangan sampai saat membutuhkan sumber energi dari Indonesia mereka baik, tapi saat ada masalah melakukan hal yang merugikan.

Wacik mengatakan, pada kesempatan itu delagasi dari Kamboja juga menyampaikan kalau mereka telah banyak membeli batu bara dari Indonesia karena kualitasnya baik dan harga lebih murah.

"Oleh karena itu Kamboja jangan macam-macam dengan Indonesia, jika ada kekurangan atau masalah lebih baik dipahami saja bersama," kata menteri asal Bali itu.