Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus meningkatkan kualitas produk ban melalui penerapan standar yang mutakhir dan diversifikasi produk untuk mengembangkan industri ban.

"Selain itu kami mendorong industri terus memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, bahan baku dan bahan pendukung produksi," ujar Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Industrian, Toeti Rahajoe, dalam diskusi kesiapan industri karet menghadapi perdagangan bebas ASEAN 2015, di Jakarta, Senin.

Menurut dia, produsen ban nasional telah mampu memenuhi kebutuhan nasional untuk kendaraan roda 4 dan roda 2 meskipun masih ada beberapa jenis ban khususnya untuk kendaraan off-the road yang belum diproduksi di dalam negeri.

"Sayangnya kita banyak mendapatkan ban dari China dan India di mana impornya lebih murah. Ban dibuat dari beberapa jenis bahan yang meliputi karet alam, karet sintesis, carbon black, nylon tyre cord, RPO dan rubber chemical," ujar dia.

Meskipun ada beberapa jenis ban, ia mengatakan, khususnya yang digunakan untuk kendaraan off-the Road serta ban pesawat terbang, masih belum diproduksi dalam negeri, perkembangan ekspor ban roda 4 dan roda 2 mencapai 1,46 miliar dolar Amerika Serikat pada 2012.

"Itu hampir 75 persen dari perolehan devisa ekspor barang jadi karet," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) menyatakan, pertumbuhan bisnis ban nasional tahun ini bisa tumbuh 4 persen atau naik 2 persen dari tahun lalu yang sebesar 2 persen.

"Untuk 2013 sebetulnya tidak terlalu tinggi karena masih ada beberapa negara tujuan ekspor ban misalnya Eropa yang sepertinya masih belum terlalu baik," ujar dia.