Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengajak untuk menghentikan aksi banalitas kejahatan (banality of evil) di Hari Pahlawan 10 November.

"Selamat Hari Pahlawan, rayakan menolak lupa. Jangan mau jadi bangsa yang banal," kata Rieke dalam keterangannya di Jakarta.

Banalitas kejahatan adalah kejahatan yang lahir dari kedangkalan berpikir. Kejahatan yang direproduksi oleh kekuasaan yang menggunakan instrumen teror dan propaganda.

Hal ini bertujuan melahirkan ketertundukan total pada rezim. Akibat dari banalitas kejahatan adalah lahirnya manusia banal.

Menurutnya, manusia banal adalah manusia yang tidak mampu bedakan mana yang baik, mana yang jahat. Lalu, tidak mampu bedakan mana yang indah dan buruk.

Baca juga: Puan: Hari Pahlawan momentum perjuangan kesejahteraan Indonesia

Baca juga: Presiden Jokowi anugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh


"Teror dan propaganda yang digunakan suatu rezim untuk ketertundukan buta (gehoorzaamheid) warga, mereproduksi bukan hanya rasa takut dan hilangnya sikap kritis," jelas dia.

Masyarakat yang terkena virus banal anggap kekejian hal yang wajar. Akibatnya hukum positif dilampaui, tidak berlaku dan dapat diubah kapan saja tergantung kepentingan rezim.

Ia mengatakan Indonesia selama 32 tahun pernah ada pada masa kelam itu. Perlawanan rontokkan rezim totaliter menelan banyak korban jiwa, termasuk pada peristiwa jelang Reformasi 1998.

Untuk itu, peringatan Hari Pahlawan 2023 momentum untuk bangkitkan memori kolektif perjuangan pahlawan yang memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Namun, sekaligus mengingat pengorbanan mereka yang gugur dan hilang selama 32 tahun.