Kerja sama media bisa bentuk kembali esensi penyampaian berita global
9 November 2023 21:41 WIB
Tangkapan layar - Direktur Pemberitaan Kantor Berita ANTARA Irfan Junaidi menghadiri diskusi dengan tema "Rusia-Indonesia: Pengalaman dan Prospek Kerja Sama" yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Rusia Sputnik, yang dipantau secara daring dari Jakarta, Kamis (9/11/2023). (ANTARA/Cindy Frishanti)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA Irfan Junaidi berpendapat bahwa kerja sama organisasi media di Indonesia dan Rusia bisa membentuk kembali esensi penyampaian berita secara global.
“Membina kerja sama dengan organisasi media di Indonesia dan Rusia adalah sebuah perjalanan yang melampaui batas, membangkitkan budaya dan membentuk kembali esensi penyampaian cerita global,” kata Irfan dalam sebuah diskusi yang dipantau secara daring dari Jakarta, Kamis.
Diskusi yang mengangkat tema “Rusia-Indonesia: Pengalaman dan Prospek Kerja Sama” tersebut diselenggarakan oleh Kantor Berita Rusia Sputnik di Moskow.
Irfan melanjutkan, meski terpisah jauh secara geografis, Indonesia dan Rusia memiliki kepentingan yang sama dan tradisi media yang kaya dan beragam.
Peluang yang diberikan dalam kerja sama media untuk menjangkau khalayak yang lebih luas sangat luar biasa, kata Irfan.
“Tidak hanya dalam hal jumlah, namun dalam pemahaman yang mendalam, kolaborasi memberdayakan kami untuk mengatasi tantangan global yang paling rumit dengan secara komprehensif menciptakan konten yang menginspirasi dan mendorong transformasi,” ucap Irfan.
“Keberadaan kami (ANTARA) sudah ada sebelum berdirinya republik (Indonesia) dan kami secara aktif mencari kolaborasi dengan berbagai media, dan telah secara aktif terlihat dalam kolaborasi dengan berbagai media di seluruh dunia,” tambahnya.
Irfan juga mengatakan bahwa media adalah mesin perubahan positif sekaligus jembatan yang menghubungkan budaya yang berbeda dan kekuatan yang memberdayakan masyarakat.
Namun, dia mengatakan bahwa hal tersebut tidak selalu mudah karena ada hambatan bahasa, sensitivitas budaya, birokrasi yang kompleks dan pelestarian editorial yang independen.
“Namun, alih-alih memandang tantangan-tantangan ini sebagai hambatan, kita harus mengenalinya sebagai peluang untuk menunjukkan kekuatan misi kita bersama,” tambahnya.
Direktur Pemberitaan ANTARA tersebut mengibaratkan potensi kerja sama media seperti membuat berita pembelaan sesuai dengan yang dilukiskan.
“Ini adalah kesempatan kita untuk menjadi pemimpin zaman kita untuk menyusun narasi di mana pemahaman persatuan dan saling menghormati adalah tokoh utamanya,” katanya menambahkan.
Baca juga: Rusia ingin kerja sama dengan media Indonesia
Baca juga: Dubes Ukraina: Media di Indonesia bantu lawan propaganda Rusia
Baca juga: Rusia jajaki kerja sama media dengan Indonesia
“Membina kerja sama dengan organisasi media di Indonesia dan Rusia adalah sebuah perjalanan yang melampaui batas, membangkitkan budaya dan membentuk kembali esensi penyampaian cerita global,” kata Irfan dalam sebuah diskusi yang dipantau secara daring dari Jakarta, Kamis.
Diskusi yang mengangkat tema “Rusia-Indonesia: Pengalaman dan Prospek Kerja Sama” tersebut diselenggarakan oleh Kantor Berita Rusia Sputnik di Moskow.
Irfan melanjutkan, meski terpisah jauh secara geografis, Indonesia dan Rusia memiliki kepentingan yang sama dan tradisi media yang kaya dan beragam.
Peluang yang diberikan dalam kerja sama media untuk menjangkau khalayak yang lebih luas sangat luar biasa, kata Irfan.
“Tidak hanya dalam hal jumlah, namun dalam pemahaman yang mendalam, kolaborasi memberdayakan kami untuk mengatasi tantangan global yang paling rumit dengan secara komprehensif menciptakan konten yang menginspirasi dan mendorong transformasi,” ucap Irfan.
“Keberadaan kami (ANTARA) sudah ada sebelum berdirinya republik (Indonesia) dan kami secara aktif mencari kolaborasi dengan berbagai media, dan telah secara aktif terlihat dalam kolaborasi dengan berbagai media di seluruh dunia,” tambahnya.
Irfan juga mengatakan bahwa media adalah mesin perubahan positif sekaligus jembatan yang menghubungkan budaya yang berbeda dan kekuatan yang memberdayakan masyarakat.
Namun, dia mengatakan bahwa hal tersebut tidak selalu mudah karena ada hambatan bahasa, sensitivitas budaya, birokrasi yang kompleks dan pelestarian editorial yang independen.
“Namun, alih-alih memandang tantangan-tantangan ini sebagai hambatan, kita harus mengenalinya sebagai peluang untuk menunjukkan kekuatan misi kita bersama,” tambahnya.
Direktur Pemberitaan ANTARA tersebut mengibaratkan potensi kerja sama media seperti membuat berita pembelaan sesuai dengan yang dilukiskan.
“Ini adalah kesempatan kita untuk menjadi pemimpin zaman kita untuk menyusun narasi di mana pemahaman persatuan dan saling menghormati adalah tokoh utamanya,” katanya menambahkan.
Baca juga: Rusia ingin kerja sama dengan media Indonesia
Baca juga: Dubes Ukraina: Media di Indonesia bantu lawan propaganda Rusia
Baca juga: Rusia jajaki kerja sama media dengan Indonesia
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: