Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Don Farrell menyoroti pentingnya bisnis yang berkelanjutan antara Indonesia dan Australia guna meningkatkan nilai perdagangan bagi kedua negara.

"Bisnis yang berkelanjutan adalah sesuatu yang luar biasa," katanya dalam Konferensi Bisnis Indonesia Australia (IABC) 2023 di Jakarta, Kamis.

Berkat hubungan bisnis yang berkelanjutan tersebut, Don mencatat nilai perdagangan dua arah antara kedua negara mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu sebesar 23,3 miliar dolar Amerika (sekitar Rp364,8 triliun) pada tahun lalu.

Kesepakatan dagang dengan Indonesia, kata dia, juga membuka peluang baru bagi beberapa sektor, memberikan peluang yang dapat dimanfaatkan bagi dunia usaha di kedua negara.

Sementara itu, program kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia juga membantu perusahaan-perusahaan dari kedua negara untuk menjangkau peluang bisnis di negara masing-masing.

"Pemerintah memang bisa menciptakan kondisi yang tepat bagi pertumbuhan. Tetapi, para pengusaha seperti Anda semua adalah orang-orang yang bisa mewujudkan hal itu," kata Don.

Don lebih lanjut menyebutkan bahwa pada Juli, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pertemuan pemimpin tahunan, di mana keduanya menegaskan kembali komitmen bersama mereka untuk memperluas hubungan ekonomi kedua negara.

Dan pada September, PM Albanese juga meluncurkan rencana Australia untuk mendorong lebih banyak perdagangan dan investasi dengan kawasan Asia Tenggara.

Semua upaya itu, kata dia, dilakukan karena Australia menilai Indonesia sebagai mitra yang sangat penting untuk mewujudkan kemakmuran Australia di masa mendatang. Untuk itu, Australia berharap dapat meningkatkan hubungan bisnis kedua negara lebih jauh lagi.

"Kemakmuran Australia di masa mendatang terletak di Asia Tenggara, dan Indonesia adalah perekonomian terbesar di Asia Tenggara sekaligus negara tetangga terdekat kami. Oleh karena itu, kemitraan kedua negara sangat penting," kata Don lebih lanjut.

Dalam kemitraan tersebut, Australia fokus pada 10 prioritas utama, salah satunya adalah transisi energi bersih untuk mencapai nol emisi. Dalam upaya tersebut, kedua negara, kata Don, telah berkomitmen untuk bekerja bersama mengurangi emisi dan mempromosikan sistem energi bersih, termasuk melalui Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia senilai 200 juta dolar Amerika (sekitar Rp3,13 triliun).

Sementara itu, mengingat jumlah pemuda yang cukup besar di Indonesia, Australia juga memperluas kerja sama di bidang pendidikan.

Baca juga: IABC: Kerja sama dengan Australia peluang dorong pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Wamendag: "Traceability" tingkatkan perdagangan Indonesia-Australia
Baca juga: Seniman Bali dan Australia pamerkan karya refleksi masa depan bumi