KUALA LUMPUR (ANTARA) - China akan tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi global di saat dunia berusaha melewati gangguan dan ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi serta konflik regional, kata seorang pengamat Malaysia menjelang Pekan Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) 2023.
"Raksasa Asia itu merupakan jangkar utama bagi stabilitas di kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya, serta kekuatan pendorong yang penting bagi pemulihan ekonomi global. Mitra-mitra APEC lainnya harus menyadari fakta ini dan menawarkan kerja sama yang tulus jika ingin melihat dunia berhasil mengatasi tantangan-tantangan yang ada," kata Koh King Kee, presiden Center for New Inclusive Asia, sebuah wadah pemikir nonpemerintah Malaysia, kepada Xinhua dalam sebuah sesi wawancara.
Koh memaparkan bahwa China menjadi lokomotif pertumbuhan global selama satu dekade terakhir, yang sebagian besar dipicu oleh posisi krusialnya dalam rantai pasokan global, skala pasar konsumennya yang masif, dan ekosistem manufakturnya yang efisien. Kebangkitannya yang damai mendatangkan efek limpahan positif ke seluruh kawasan seiring negara tersebut terus mempertahankan kebijakan korporasi yang saling menguntungkan bagi para mitranya.
"Saat ini tidak mungkin bagi perusahaan multinasional atau perusahaan mana pun yang mengklaim dirinya sebagai pemain global untuk bertahan tanpa pasar China. China juga meluncurkan Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI), sebuah tawaran untuk membantu negara-negara berkembang dalam hal-hal seperti transformasi digital dan pembangunan hijau. Sebagai pemain penting dalam sistem ekonomi global, penting bagi China untuk memainkan peran kunci dalam pembangunan ekonomi dunia karena tidak ada negara yang bersifat eksklusif," kata Koh.
"Dunia akan terus memperoleh manfaat dari pertumbuhan China. Kawasan Asia-Pasifik yang makmur akan berdampak baik bagi China. China yang makmur pun akan menguntungkan negara-negara Asia-Pasifik," imbuh Koh, seraya menambahkan bahwa negara-negara berorientasi ekspor yang ukurannya lebih kecil seperti Malaysia melihat China sebagai common denominator mengingat China merupakan mitra dagang terbesar Malaysia dan negara itu akan terus mendapatkan keuntungan dari akses ke pasar China.
"Itulah sebabnya semua negara harus bekerja sama dan melihat bagaimana mereka dapat saling melengkapi satu sama lain."
Koh juga mengatakan bahwa sebagai pemimpin di sektor energi baru dan terbarukan, yang sukses mengimplementasikan program pengentasan kemiskinan, China memiliki teknologi dan pengalaman yang relevan untuk dibagikan kepada para mitra dagangnya di samping komitmennya dalam mengatasi perubahan iklim.
Koh yang belum lama ini mengunjungi beberapa kota tingkat tiga di China mengaku sangat mengagumi ketangguhan dan kekuatan ekonomi China serta kemajuan teknologinya. "China merupakan negara yang mampu membantu mengubah dunia untuk masa depan yang lebih baik, terutama untuk kawasan Asia-Pasifik," tuturnya.
Pakar: China akan tetap jadi mesin pertumbuhan global dan krusial
9 November 2023 16:55 WIB
Foto udara yang diambil pada 6 November 2023 ini menunjukkan pemandangan musim gugur Tembok Besar Huangyaguan di Distrik Jizhou, Tianjin, Tiongkok utara. (Xinhua/Sun Fanyue)
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Tags: