Denpasar (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla berpendapat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak perlu diperdebatkan lagi karena pemerintah sudah mengambil keputusan yang proses diskusinya memakan waktu hampir dua tahun.
"BBM ini pembicaraan sudah hampir dua tahun bahkan keputusan menaikkan ini terlalu lambat sehingga mengorbankan anggaran negara untuk hal-hal yang tidak sesuai dan menjadi memberikan subsidi bagi yang punya mobil," katanya di sela-sela menjadi pembicara pada peluncuran program "JPMI Preneur Audition", di Denpasar, Sabtu malam.
Menurut dia, pemerintah sekarang tinggal memindahkan subsidi atas kenaikan BBM untuk hal-hal yang lebih penting seperti perbaikan infrastruktur, pertanian, kesehatan, beras murah dan sebagainya untuk masyarakat miskin.
Ia berpendapat kebijakan bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) yang diambil pemerintah sangat penting untuk masyarakat yang kena efek langsung kenaikan BBM.
"Sungguh fatal orang yang tidak setuju jika rakyat miskin dibantu," katanya.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut pembagian BLSM juga tidak terkait urusan politik karena semua rakyat yang berhak akan mendapatkan apapun partai politiknya.
"Saya tidak yakin bahwa rakyat Indonesia dengan uang Rp150 ribu langsung terpengaruh pilihannya. BLSM itu betul-betul membantu," ucapnya.
Intinya, kata dia, BBM memang harus naik untuk memindahkan subsidi pada hal lain yang lebih esensi dan tidak berkutat pada persoalan mahal atau tidak.
Pemerintah mulai 22 Mei 2013 pukul 00.00 WIB telah memberlakukan kenaikan harga BBM bersubsidi, premium menjadi Rp6.500 per liter dari sebelumnya Rp4.500 dan solar menjadi Rp5.500 atau naik Rp1.000 dari harga semula Rp4.500.(*)
JK: kenaikan BBM tak perlu diperdebatkan lagi
22 Juni 2013 20:54 WIB
Jusuf Kalla (ANTARAFOTO/HO)
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: