Wall St naik dipicu turunnya yield obligasi dan investor pantau Fed
8 November 2023 08:55 WIB
Ilustrasi - Pintu masuk Wall Street ke New York Stock Exchange (NYSE) terlihat di New York City, AS. (ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.)
New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) dipicu turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan investor yang memantau pernyataan The Federal Reserve (The Fed).
Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 56,94 poin atau 0,17 persen ke 34.152,8, indeks S&P 500 naik 12,4 poin atau 0,28 persen ke 4.378,38, dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 121,08 poin atau 0,9 persen ke 13.639,86.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami penurunan kelima dalam enam sesi di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya.
Imbal hasil memperpanjang penurunan setelah lelang obligasi tiga tahun senilai 48 miliar dolar AS, dengan lelang obligasi 10 tahun dan obligasi 30 tahun yang akan jatuh tempo akhir pekan ini.
Ekspektasi bahwa siklus kenaikan suku bunga The Fed akan segera berakhir telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, namun pasar masih sensitif terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga lagi, dan pejabat bank sentral berhati-hati dalam memberikan komentar mengenai arah suku bunga pada masa depan.
Pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 90,2 persen bahwa Fed akan sekali lagi mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan Desember nanti, naik dari 68,9 persen pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool CME.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Selasa (7/11) bahwa pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga yang mencapai 4,9 persen akan menjadi perhatian ketika bank sentral mempertimbangkan langkah kebijakan selanjutnya.
Sementara itu, Gubernur Fed Michelle Bowman menganggap angka Produk Domestik Bruto (PDB) baru-baru ini sebagai bukti bahwa perekonomian tidak hanya tetap kuat, namun mungkin telah bertambah cepat dan memerlukan kebijakan suku bunga Fed yang lebih tinggi.
Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee juga menolak mengesampingkan penurunan suku bunga.
Ketua Fed Jerome Powell akan berbicara pada Rabu dan Kamis (9/11)
"Begitulah ceritanya hari ini bahwa The Fed sudah selesai, tapi kemarin mungkin belum. Powell akan berpidato pada Kamis sehingga peluangnya tetap terbuka,” kata Managing Partner Kace Capital Advisors Ken Polcari di Boca Raton, Florida.
Penurunan imbal hasil membantu mengangkat saham-saham dengan pertumbuhan besar seperti Microsoft yang naik 1,1 persen, Apple, naik 1,5 persen, dan Amazon naik 2,1 persen, sebagai pendorong terbesar bagi S&P 500 dan Nasdaq.
S&P 500 mencatatkan kenaikan hari ketujuh berturut-turut, dengan Nasdaq mencatat kenaikan kedelapan berturut-turut, rekor terpanjang untuk keduanya dalam dua tahun. Dow Jones menguat untuk sesi ketujuh berturut-turut, yang terpanjang sejak penguatan 13 sesi pada Juli.
Energi, sektor dengan kinerja terburuk, turun 2,2 persen karena harga minyak mentah turun lebih dari 4 persen di tengah kekhawatiran permintaan dan penguatan dolar.
Presiden Federal Reserve Bank Dallas Lorie Logan juga mengatakan bahwa angka inflasi masih terlalu tinggi. Sebelumnya ia mendukung bank sentral untuk mempertahankan suku bunga kebijakan The Fed minggu lalu untuk menilai apakah kondisi keuangan cukup ketat untuk menurunkan inflasi.
Saham Uber Technologies naik 3,7 persen karena perusahaan ride-hailing tersebut memproyeksikan laba inti yang disesuaikan pada kuartal keempat di atas perkiraan.
Saham Datadog melonjak 28 persen setelah menaikkan perkiraan laba dan pendapatan tahunan yang disesuaikan.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,08 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,94 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 1,2 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 1,1 : 1.
S&P 500 mencatatkan 15 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan tiga titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 48 titik tertinggi baru dan 145 titik terendah baru.
Baca juga: Harga emas turun dipicu kenaikan imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Minyak naik usai Arab Saudi-Rusia kurangi produksi hingga akhir tahun
Baca juga: IHSG ditutup melemah, pasar cermati arah kebijakan The Fed
Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 56,94 poin atau 0,17 persen ke 34.152,8, indeks S&P 500 naik 12,4 poin atau 0,28 persen ke 4.378,38, dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 121,08 poin atau 0,9 persen ke 13.639,86.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami penurunan kelima dalam enam sesi di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya.
Imbal hasil memperpanjang penurunan setelah lelang obligasi tiga tahun senilai 48 miliar dolar AS, dengan lelang obligasi 10 tahun dan obligasi 30 tahun yang akan jatuh tempo akhir pekan ini.
Ekspektasi bahwa siklus kenaikan suku bunga The Fed akan segera berakhir telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, namun pasar masih sensitif terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga lagi, dan pejabat bank sentral berhati-hati dalam memberikan komentar mengenai arah suku bunga pada masa depan.
Pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 90,2 persen bahwa Fed akan sekali lagi mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan Desember nanti, naik dari 68,9 persen pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool CME.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Selasa (7/11) bahwa pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga yang mencapai 4,9 persen akan menjadi perhatian ketika bank sentral mempertimbangkan langkah kebijakan selanjutnya.
Sementara itu, Gubernur Fed Michelle Bowman menganggap angka Produk Domestik Bruto (PDB) baru-baru ini sebagai bukti bahwa perekonomian tidak hanya tetap kuat, namun mungkin telah bertambah cepat dan memerlukan kebijakan suku bunga Fed yang lebih tinggi.
Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee juga menolak mengesampingkan penurunan suku bunga.
Ketua Fed Jerome Powell akan berbicara pada Rabu dan Kamis (9/11)
"Begitulah ceritanya hari ini bahwa The Fed sudah selesai, tapi kemarin mungkin belum. Powell akan berpidato pada Kamis sehingga peluangnya tetap terbuka,” kata Managing Partner Kace Capital Advisors Ken Polcari di Boca Raton, Florida.
Penurunan imbal hasil membantu mengangkat saham-saham dengan pertumbuhan besar seperti Microsoft yang naik 1,1 persen, Apple, naik 1,5 persen, dan Amazon naik 2,1 persen, sebagai pendorong terbesar bagi S&P 500 dan Nasdaq.
S&P 500 mencatatkan kenaikan hari ketujuh berturut-turut, dengan Nasdaq mencatat kenaikan kedelapan berturut-turut, rekor terpanjang untuk keduanya dalam dua tahun. Dow Jones menguat untuk sesi ketujuh berturut-turut, yang terpanjang sejak penguatan 13 sesi pada Juli.
Energi, sektor dengan kinerja terburuk, turun 2,2 persen karena harga minyak mentah turun lebih dari 4 persen di tengah kekhawatiran permintaan dan penguatan dolar.
Presiden Federal Reserve Bank Dallas Lorie Logan juga mengatakan bahwa angka inflasi masih terlalu tinggi. Sebelumnya ia mendukung bank sentral untuk mempertahankan suku bunga kebijakan The Fed minggu lalu untuk menilai apakah kondisi keuangan cukup ketat untuk menurunkan inflasi.
Saham Uber Technologies naik 3,7 persen karena perusahaan ride-hailing tersebut memproyeksikan laba inti yang disesuaikan pada kuartal keempat di atas perkiraan.
Saham Datadog melonjak 28 persen setelah menaikkan perkiraan laba dan pendapatan tahunan yang disesuaikan.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,08 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,94 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 1,2 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 1,1 : 1.
S&P 500 mencatatkan 15 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan tiga titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 48 titik tertinggi baru dan 145 titik terendah baru.
Baca juga: Harga emas turun dipicu kenaikan imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Minyak naik usai Arab Saudi-Rusia kurangi produksi hingga akhir tahun
Baca juga: IHSG ditutup melemah, pasar cermati arah kebijakan The Fed
Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: