BMKG ingatkan ketebalan asap di Riau bahayakan penerbangan
20 Juni 2013 20:06 WIB
Pesawat komersial bersiap tinggal landas di landasan yang terselimuti asap sisa kebakaran hutan dan lahan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (19/6/13). Kebakaran lahan dan hutan di Riau masih terus terjadi mengakibatkan asap pekat yang mulai menganggu kesehatan warga dan aktivitas penerbangan. (ANTARA FOTO/FB Anggoro) ()
Tanjungpinang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang, Kepulauan Riau mengatakan ketebalan asap dari kebakaran hutan dan lahan di daerah itu sudah sudah membahayakan bagi penerbangan, khususnya saat pendaratan.
"Jarak pandang sudah mencapai titik minimal 1 km dan itu berbahaya bagi pendaratan pesawat," kata Kepala BMKG Tanjungpinang, Hartanto, di Tanjungpinang, Kamis.
Hartanto mengatakan, akibat jarak pandang yang berbahaya bagi penerbangan tersebut, salah satu maskapai penerbangan terpaksa menunda keberangkatannya dari Jakarta menuju Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang.
"Jarak pandang untuk mendarat tidak memungkinkan dan mereka menunda keberangkatan dari Jakarta," ujarnya.
Asap tebal yang menyelimuti Tanjungpinang tampak jelas sejak awal pekan ini dan juga semakin tebal hingga Kamis petang.
"Titik api yang terpantau satelit NOAA 15 hingga pukul 05.00 WIB sebanyak 341 titik api di Riau dan Jambi," ujarnya.
Tiupan angin timur laut yang mengarah ke Kepulauan Riau sudah mencapai Kepualuan Anambas dan Natuna dan juga melanda Singapura dan Johor, Malaysia.
"Di Kepri terpantau masih sedang, sementara di Singapura dan Johor, Malaysia sudah tebal," ujarnya.
Selain sudah berbahaya untuk penerbangan, asap tebal yang menyelimuti perairan Kepri juga berbahaya untuk pelayaran.
"Di perairan asap lebih tebal karena bercampur dengan uap air laut, sehingga berbahaya untuk pelayaran, kami menghimbau pihak pelayaran untuk waspada dan hati-hati," ujarnya.
Di Selat Malaka dan Selat Singapura yang padat lalu lintas kapal menurut Hartanto juga berbahaya jika tidak waspada dan hati-hati karena ketebalan asap.
"Jarak pandang sudah mencapai titik minimal 1 km dan itu berbahaya bagi pendaratan pesawat," kata Kepala BMKG Tanjungpinang, Hartanto, di Tanjungpinang, Kamis.
Hartanto mengatakan, akibat jarak pandang yang berbahaya bagi penerbangan tersebut, salah satu maskapai penerbangan terpaksa menunda keberangkatannya dari Jakarta menuju Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang.
"Jarak pandang untuk mendarat tidak memungkinkan dan mereka menunda keberangkatan dari Jakarta," ujarnya.
Asap tebal yang menyelimuti Tanjungpinang tampak jelas sejak awal pekan ini dan juga semakin tebal hingga Kamis petang.
"Titik api yang terpantau satelit NOAA 15 hingga pukul 05.00 WIB sebanyak 341 titik api di Riau dan Jambi," ujarnya.
Tiupan angin timur laut yang mengarah ke Kepulauan Riau sudah mencapai Kepualuan Anambas dan Natuna dan juga melanda Singapura dan Johor, Malaysia.
"Di Kepri terpantau masih sedang, sementara di Singapura dan Johor, Malaysia sudah tebal," ujarnya.
Selain sudah berbahaya untuk penerbangan, asap tebal yang menyelimuti perairan Kepri juga berbahaya untuk pelayaran.
"Di perairan asap lebih tebal karena bercampur dengan uap air laut, sehingga berbahaya untuk pelayaran, kami menghimbau pihak pelayaran untuk waspada dan hati-hati," ujarnya.
Di Selat Malaka dan Selat Singapura yang padat lalu lintas kapal menurut Hartanto juga berbahaya jika tidak waspada dan hati-hati karena ketebalan asap.
Pewarta: Henky Mohari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: